Dalam Hadits Rasulullah saw bersabda, “Setiap pekerjaan yang baik, jika tidak dimulai dengan “Bismillah” (menyebut nama Allah) maka (pekerjaan tersebut) akan terputus (dari keberkahan Allah)”.
Dalam keseharian kita tentunya selalu melakukan
kegiatan dan aktivitas, tanpa kegiatan dan aktivitas kehidupan kita akan
hampa, hambar dan tidak produktif. Kegiatan tersebut bisa dilakukan
dimana saja, di rumah, di kantor, di jalan, di warung, di pasar, di
sekolah dan ditempat-tempat lainnya. Dan –bagi orang beriman- kegiatan
atau aktivitas adalah sarana menebar kebajikan, baik kata maupun
perbuatan selalu memberikan kebaikan pada dirinya dan orang lain.
Bukankah Rasulullah saw mengumpamakan jati diri seorang muslim seperti
seekor lebah. Makanan yang dimakan adalah baik dan yang dikeluarkan pun
baik, lebah hinggap atau tinggal tidak pernah merusak yang lainnya.
Namun kadangkala kebanyakan dari kita tidak sadar memulai segala aktivitas atau kegiatan tanpa mengucapkan membaca kalimat bismillah, padahal diterima atau tidak amal perbuatan seseorang bergantung pada kalimat tersebut.
Ketika bangun tidur sudahkah kita mengucapkan alhamdulillah dan memulai aktivitas hari itu dengan bismillah?
Ketika akan mandi, berpakaian, sarapan pagi sudahkah kita memulainya dengan bismillah?
Ketika akan berangkat ke kantor, keluar dari rumah, naik kendaraan sudahkah kita memulainya dengan bismillah?
Ketika di kantor, sudahkah ketika kita masuk ruangan kantor, menyalakan komputer, membuka berkas atau file, membuka rapat, menulis, membaca memulainya dengan bismillah?
Begitu banyak lagi aktivitas yang kita lakukan dalam keseharian kita, namun sudahkan kita memulainya dengan bismillah??
Kadang kita menganggap hal tersebut adalah sepele, padahal di sisi Allah merupakan kebaikan yang bernilai besar, diberkahi atau tidaknya perbuatan dan aktivitas seseorang tergantung pada saat memulainya.
Sebenarnya apa sih keistimewaan dari bismillah sehingga Allah dan Rasul-Nya mensyariatkan kepada kita untuk memulai segala aktivitas, perbuatan dan kegiatan dengan membaca bismillah?
Sebagian ulama salaf mengatakan bahwa “bismillah merupakan inti kandungan ajaran Islam” karena di situ ada unsur keyakinan terhadap Allah yang telah memberikan kekuatan sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas yang diinginkan, pangakuan akan ketidakberdayaan seseorang di hadapan Allah Taala. “La haula wala quwwata illa billah (Tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah). Apalagi kalau bacaannya kita sempurnakan dengan kata bismillahirrahmanirrahim maka kita telah meyakini akan kebesaran Allah yang telah memberikan nikmat dan karunia, kasih sayang dan rahimnya kepada seluruh makhluk-Nya.
Jika kita runut secara bahasa, maka akan kita dapatkan keagungan kalimat bismillahirrahmanirrahim. kata Bismillah misalnya merupakan tiga rangkaian kata yang mengandung arti yang agung yaitu Ba (bi), Ism, dan Allah.
1. Huruf ba yang dibaca bi di sini mengandung dua arti:
Pertama: huruf bi yang diterjemahkan dengan kata “dengan” menyimpan satu kata yang tidak terucapkan tetapi harus terlintas dalam benak ketika mengucapkan basmalah, yaitu memulai. Sehingga bismillah berarti “saya atau kami memulai dengan nama Allah”. Dengan demikian kalimat tersebut menjadi semacam doa atau pernyataan dari pengucap. Atau dapat juga diartikan sebagai perintah dari Allah (walaupun kalimat tersebut tidak berbentuk perintah), “Mulailah dengan nama Allah!”.
Kedua: huruf bi yang diterjemahkan dengan kata “dengan” itu, dikaitkan dalam benak dengan kata “kekuasaan dan pertolongan”. Pengucap basmalah seakan-akan berkata, “dengan kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya, pekerjaan yang sedang saya lakukan ini dapat terlaksana”. Pengucapnya seharusnya sadar bahwa tanpa kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya, apa yang sedang dikerjakannya itu tidak akan berhasil. Ia menyadari kelemahan dan keterbatasan dirinya tetapi pada saat yang sama –setelah menghayati arti basmalah ini – ia memiliki kekuatan dan rasa percaya diri karena ketika itu dia telah menyandarkan dirinya dan bermohon bantuan Allah Yang Maha Kuasa itu.
2. Kata Ism setelah huruf bi terambil dari kata as-sumuw yang berarti tinggi dan mulia atau dari kata as-simah yang berarti yang berarti tanda. Kata ini biasa diterjemahkan dengan nama. Nama disebut ism, karena ia seharusnya dijunjung tinggi atau karena ia menjadi tanda bagi sesuatu.
Syaikh Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan dengan penyebutan nama di sini berarti dirinya memulai pekerjaan dengan nama Allah dan atas perintahnya bukan atas dorongan hawa nafsu belaka.
Penyebutan nama Allah diharapkan pekerjaan itu menjadi kekal disisi Allah. Di sini bukannya Allah yang nama-Nya disebut itu yang kita harapkan menjadi kekal karena Dia justru Maha Kekal. Namun yang kita harapkan adalah agar pekerjaan yang kita lakukan itu serta ganjarannya menjadi kekal sampai hari kemudian. Banyak pekerjaan yang dilakukan seseorang tetapi tidak mempunyai bekas apa-apa terhadap dirinya atau masyarakatnya, apalagi berbekas dan ditemui ganjarannya di hari kemudian. Demikianlah Allah mentamsilkan perbuatan orang-orang yang kafir yang tidak dibarengi dengan keikhlasan kepada Allah, “Dan Kami hadapi hasil-hasil karya mereka (yang baik-baik itu), kemudian Kami jadikan ia (bagaikan) debu yang beterbangan (sia-sia belaka). (QS 25: 23)
3. kata Allah, berakar dari kata walaha yang berarti mengherankan atau menakjubkan. Jadi Tuhan dinamai Allah karena segala perbuatan-Nya menakjubkan dan mengherankan. Karena itu terdapat petunjuk yang menyatakan, “Berfikirlah tentang makhluk-makhluk Allah dan jangan berfikir tentang Dzat-Nya”.
Sementara itu sebagian ulama mengungkapkan bahwa kata Allah terambil dari kata aliha – ya’lahu yang berarti menuju dan bermohon. Tuhan dinamai Allah karena seluruh makhluk menuju serta bermohon kepada-Nya dalam memenuhi kebutuhan mereka, atau juga berarti menyembah dan mengabdi, sehingga lafazh Allah berarti “Zat yang berhak disembah dan kepada-Nya tertuju segala pengabdian”.
Syaikh Mutawalli Sya’rawi, seorang guru besar pada universitas Al-Azhar, ulama kontemporer dan pakar bahasa menyebutkan dalam tafsirnya tentang keistimewaan lafadz Allah ; “Lafadz Allah selalu ada dalam diri manusia, walaupun ia mengingkari wujud-Nya dengan ucapan atau perbuatannya. Kata ini selalu menunjuk kepada Dia yang diharapkan bantuan-Nya itu. Perhaitkanlah kata Allah. Bila huruf pertamanya dihapus, maka ia akan terbaca Lillah yang artinya “demi/karena Allah”. Bila satu huruf berikutnya dihapus, akan terbaca lahu, yang artinya untuk-Nya. Bila huruf berikutnya dihapus, maka ia akan tertulis huruf ha yang dapat dibaca hu (huwa) yang artinya Dia”.
Apabila anda berkata Allah maka akan terlintas atau seyogianya terlintas dalam benak Anda segala sifat kesempurnaan. Dia Mahakuat, mahabijaksana, Mahakaya, Maha Berkreasi, Mahaindah, Mahasuci dan sebagainya. Seseorang yang mempercayai Tuhan, pasti meyakini bahwa Tuhannya Mahasempurna dalam segala hal, serta Mahasuci dari segala kekurangan.
Sifat-sifat Tuhan yang diperkenalkan cukup banyak. Dalam salah satu hadits dikatakan bahwa sifat (nama-nama) Tuhan berjumlah sembilan puluh sembilan nama (sifat).
Demikian banyak sifat (nama) Tuhan, namun yang terpilih dalam basmalah hanya dua sifat, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim yang keduanya terambil dari akar kata yang sama. Agaknya sifat ini dipilih, karena sifat itulah yang paling dominan. Dalam hal ini Allah dalam Al-Quran menegaskan “Rahmat-Ku mencakup segala sesuatu”. (QS 7: 156). Sebuah hadits Qudsi menyebutkan bahwa rahmat Allah mengalahkan amarah-Nya.
Kedua kata tersebut, Ar-Rahman dan Ar-Rahim, berakar dari kata Rahm yang juga telah masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia, yang berarti peranakan atau kandungan. Apabila disebut kata Rahim, maka yang terlintas di dalam benak adalah ibu dan anak, dan ketika dapat terbayang betapa besar kasih sayang yang dicurahkan sang ibu kepada anaknya. Tetapi, jangan disimpulkan bahwa sifat Rahmat Tuhan sepadan dengan sifat rahmat ibu.
Abu Hurairah meriwayatkan sabda Rasulullah saw yang mendekatkan gambaran besarnya rahmat Tuhan: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke bumi itu satu bagian. Satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk. (begitu ratanya sampai-sampai satu bagian yang dibagikan itu diperoleh pula oleh) seekor binatang yang mengangkat kakinya karena dorongan kasih saying, khawatir jangan sampai menginjak anaknya”. (HR. Muslim)
Dalam ungkapan lainnya disebutkan bahwa kata Rahman adalah merupakan sifat kasih sayang Allah kepada seluruh makhluk-Nya yang diberikan di dunia, baik manusia beriman atau kafir, binatang dan tumbuh-tumbuhan serta makhluk lainnya. Bukankah kita –dengan kasih sayang-Nya- telah diberikan kehidupan, diberikan kemudahan menghirup udara, kemudahan berjalan, berlari dan melakukan segala aktivitasnya, walaupun sangat sedikit dari kita mau merenungkan apalagi mensyukuri segala nikmat tersebut? Allah senantiasa memberikan kasih sayang-Nya kepada manusia sekalipun mereka ingkar kepada-Nya.
Sementara itu kara Rahim diberikan secara khusus oleh Allah kelak nanti dialam akhirat yaitu hanya bagi mereka yang beriman dan mensyukuri segala kenikmatan yang telah dianugrahkan kepada mereka. Kasih sayang-Nya secara khusus diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang mengabdikan dirinya kepada Allah dan yakin bahwa semua kenikmatan adalah bersumber dari Allah. Bahkan yakin bahwa segala amal ibadahnya, perbuatan baiknya tidak akan menjamin akan dirinya masuk ke surga-Nya kecuali karena Rahmat-Nya.
Suatu kali Rasulullah saw berpesan kepada para sahabatnya, “Bersegeralah kalian berbuat baik dan perkuatlah hubungan kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa amal kalian tidak menjamin kalian masuk surga. Sambil terheran para sahabat bertanya, “Termasuk Engkau wahai Rasulullah”? Rasulullah saw menjawab, “Betul, termasuk saya..kecuali jika Allah menganugrahkan rahmat-Nya dan karunia-Nya kepadaku”. Wallahu a’lam.
Kehebatan Bismillah
“Kehebatan Bismillahirrahmanirrahim! Barangsiapa mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim banyak-banyak dengan harapan mendapat rezeki, nescaya akan diberikan Allah rezeki dengan mudah dan tidak terduga olehnya. Serta, diberi kurnia kehebatan di hati manusia dan di sisi alam yang tinggi (yakni Malaikat) dan alam yang rendah (yakni manusia dan lain-lain makhluk Allah di muka bumi).
…
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Sabda Rasulullah s.a.w.: “Adalah Jibril apabila datang kepadaku, yang pertama diberikannya kepadaku ialah Bismillaahir rahmaanir rahiim.” (Darulquthni dan Ibnu Umar r.a. )
Sabda Rasulullah s.a.w.: “Itulah isim dari asma Allah. Tidak lain antara ia dengan nama Allah, ‘Akbar’ seperti putih mata dengan hitamnya. Begitulah dekatnya.”
Demikianlah jawapan Rasulullah s.a.w ketika ditanya oleh Utsman Ibnu Affan berkenaan Bismillah.
Sabda Baginda s.a.w. lagi: “Ismullahil-A’zham ialah Allah. Apakah engkau tidak lihat bahawasanya pada semua pembacaan Al-Qur’an dimulai dengan Bismillaahir rahmaanir rahiim sebelum menyebut nama-nama Allah yang lain.” ( Riwayat Imam Bukhari dari Jabir )
Bersabda Nabi s.a.w.: “Ketika turunnya Bismillaahir rahmaanir rahiim, bergembiralah ahli langit dari bangsa Malaikat, bergoncanglah ‘Arasy kerana turunnya. Turut serta bersamanya 1000 Malaikat. Dan, bertambahlah iman para Malaikat. Dan, tunduklah segala jin dan bergetar segala planet. Gementar segala sendi-sendi kerana turunnya.”
Dari Abu Na’im dan Ibn Sunni dari Siti Aisyah r.a.:
“Ketika turun Bismillaahir rahmaanir rahiim, mengucap tasbihlah gunung-ganang hingga dapat mendengar para penduduk Mekah dan sekitarnya. Lalu mereka berkata: “Rupanya Muhammad yang menyihir gunung-gunung itu.” Kemudian Allah bangkitkan awan hingga meneduhkan penduduk Mekah.”
Sabda Rasulullah s.a.w.: “Barangsiapa membaca Bismillaahir rahmaanir rahiim dengan penuh yakin, akan bertasbihlah gunung-ganang. Cuma sahaja ia tidak dapat mendengarnya.”
Rasulullah s.a.w. bersabda: ” Barangsiapa mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim dan laa haula walaquwwata illaa billaahil aliyyil adzhiim, Allah lepaskan dia dari 70 pintu bala dan kesukaran, dukacita dan kesakitan.”
Dari al-Waqii dan atas-Tsa’labi dari Ibnu Mas’ud r.a.:
“Barangsiapa ingin dipelihara oleh Allah dari seksaan Neraka Zabbaniah yang sembilan belas, maka hendaklah dia mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim. Kerana Allah menjadikan tiap-tiap huruf Bismillah itu sebagai perisai.”
Dari ad-Dailami dari Ibnu Mas’ud r.a., bersabda Rasulullah s.a.w.: “Barangsiapa membaca Bismillaahir rahmaanir rahiim, dituliskan baginya tiap-tiap huruf 4000 kebajikan, dihapuskan darinya 4000 keburukan dan diangkat dia 4000 darjat.”
Bersabda Nabi s.a.w.: “Jin itu suka memakai barang-barang kepunyaan manusia dan pakaian mereka. Oleh itu, barangsiapa mengambil atau menaruh pakaian, ucapkanlah Bismillaahir rahmaanir rahiim. Kerana sesungguhnya nama Allah yang dibacakan di situ merupakan cop mohor Allah.”
Pengertian dari hadith di atas ialah hendaklah kita mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim setiap kali kita menyimpan atau mengambil barang-barang kepunyaan kita agar terjaga daripada jin dan syaitan. Bukan sahaja kita mendapat pahala dari mengucapkannya tetapi juga mendapat keberkatan dan keselamatan sama ada atas harta-benda mahupun diri dan segala usaha kita.
Dari Anas bin Malik bersabda Nabis.a.w.:
“Andaikata pepohon dijadikan pena dan lautan dijadikan tinta, lalu dikumpulkan semua jin, manusia dan Malaikat untuk membuat buku dan menulis erti Bismillaahir rahmaanir rahiim selama sejuta tahun, mereka tidak akan sanggup mengertikannya walau hanya satu persepuluh darinya.”
Bersabda Rasulullah s.a.w.: “Ada suatu kaum yang datang pada Hari Qiamat nanti dengan mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim. Lebih berat kebajikan mereka dari keburukan mereka. Lalu berkata umat-umat yang lain: “Alangkah beratnya imbangan amal kebajikan mereka.”
Sesungguhnya, adapun yang menjadi sedemikian kerana mereka sentiasa memulai segala perbicaraan mereka dengan Bismillahir rahmaanir rahiim. Kerana ia adalah Isim Allah Yang Maha Agung. Jika sekiranya diletakkan langit dan bumi serta segala isinya ke atas neraca timbangan, nescaya beratlah lagi kalimah Bismillaahir rahmaanir rahiim.”
Dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w.bersabda:
“Apabila engkau berwuduk, ucapkanlah Bismillaahir rahmaanir rahiim kerana Malaikat penjagamu tidak kan berhenti menuliskan kebajikan bagimu sehingga engkau selesai. Dan, apabila engkau ingin bersatu dengan isterimu, ucapkanlah Bismillaahir rahmaanir rahiim kerana sesungguhnya Malaikat penjagamu akan menuliskan kebajikan bagimu hingga selesai engkau mandi janabah. Jika dari persetubuhan itu lahir seorang anak, akan dituliskan bagimu kebajikan menurut bilangan nafasnya dan bilangan anak-cucunya hingga tidak dikecualikan walau seorang.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. telah bersabda Rasulullah s.a.w.: “Barangsiapa di antara kamu apabila ia akan bersetubuh dengan isterinya, lalu dia mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim dan berdoa, “Ya Allah, jauhkanlah Syaitan daripada kami dan jauhkanlah Syaitan itu daripada apa yang Engkau kurniakan untuk kami”, maka jika
sesungguhnya Allah takdirkan dari persetubuhan itu lahir seorang anak, tidak akan dapat Syaitan memudaratkannya untuk selama-lamanya.”
Dikisahkan di dalam Kitab Khozinatul-Asror bahawasanya Allah Ta’ala itu mempunyai 3000 nama yang mana 1000 nama hanya diketahui oleh para Nabi-Nabi Allah, 300 nama disebutkan di dalam Kitab Taurat, 300 nama disebutkan di dalam kitab Injil, 300 nama disebutkan di dalam Kitab Zabur, 99 nama disebutkan di dalam Al-Qur’anul kariim manakala 1 berada di sisi Allah.
Dan, adapun makna daripada keseluruhan 3000 nama ini terhimpun di dalam 3 nama-nama Allah iaitu Allah, Arrahmaan dan Arrahiim yang termaktub pula di dalam kalimah Bismillaahir rahmaanir rahiim. Maka, barangsiapa mengajarkan dan mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim umpama ia menyebutkan keseluruhan 3000 nama-nama Allah. Adapun sesungguhnya kalimah Bismillaahir rahmaanir rahiim itu ada sembilan belas huruf dan Malaikat-Malaikat penjaga Neraka itu juga ada sembilan belas. Maka, barangsiapa membaca Bismillaahir rahmaanir rahiim dengan penuh ikhlas dan yakin kepada Allah, nescaya terhindarlah dia daripada siksaan Malaikat Zabbaniah
Namun kadangkala kebanyakan dari kita tidak sadar memulai segala aktivitas atau kegiatan tanpa mengucapkan membaca kalimat bismillah, padahal diterima atau tidak amal perbuatan seseorang bergantung pada kalimat tersebut.
Ketika bangun tidur sudahkah kita mengucapkan alhamdulillah dan memulai aktivitas hari itu dengan bismillah?
Ketika akan mandi, berpakaian, sarapan pagi sudahkah kita memulainya dengan bismillah?
Ketika akan berangkat ke kantor, keluar dari rumah, naik kendaraan sudahkah kita memulainya dengan bismillah?
Ketika di kantor, sudahkah ketika kita masuk ruangan kantor, menyalakan komputer, membuka berkas atau file, membuka rapat, menulis, membaca memulainya dengan bismillah?
Begitu banyak lagi aktivitas yang kita lakukan dalam keseharian kita, namun sudahkan kita memulainya dengan bismillah??
Kadang kita menganggap hal tersebut adalah sepele, padahal di sisi Allah merupakan kebaikan yang bernilai besar, diberkahi atau tidaknya perbuatan dan aktivitas seseorang tergantung pada saat memulainya.
Sebenarnya apa sih keistimewaan dari bismillah sehingga Allah dan Rasul-Nya mensyariatkan kepada kita untuk memulai segala aktivitas, perbuatan dan kegiatan dengan membaca bismillah?
Sebagian ulama salaf mengatakan bahwa “bismillah merupakan inti kandungan ajaran Islam” karena di situ ada unsur keyakinan terhadap Allah yang telah memberikan kekuatan sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas yang diinginkan, pangakuan akan ketidakberdayaan seseorang di hadapan Allah Taala. “La haula wala quwwata illa billah (Tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah). Apalagi kalau bacaannya kita sempurnakan dengan kata bismillahirrahmanirrahim maka kita telah meyakini akan kebesaran Allah yang telah memberikan nikmat dan karunia, kasih sayang dan rahimnya kepada seluruh makhluk-Nya.
Jika kita runut secara bahasa, maka akan kita dapatkan keagungan kalimat bismillahirrahmanirrahim. kata Bismillah misalnya merupakan tiga rangkaian kata yang mengandung arti yang agung yaitu Ba (bi), Ism, dan Allah.
1. Huruf ba yang dibaca bi di sini mengandung dua arti:
Pertama: huruf bi yang diterjemahkan dengan kata “dengan” menyimpan satu kata yang tidak terucapkan tetapi harus terlintas dalam benak ketika mengucapkan basmalah, yaitu memulai. Sehingga bismillah berarti “saya atau kami memulai dengan nama Allah”. Dengan demikian kalimat tersebut menjadi semacam doa atau pernyataan dari pengucap. Atau dapat juga diartikan sebagai perintah dari Allah (walaupun kalimat tersebut tidak berbentuk perintah), “Mulailah dengan nama Allah!”.
Kedua: huruf bi yang diterjemahkan dengan kata “dengan” itu, dikaitkan dalam benak dengan kata “kekuasaan dan pertolongan”. Pengucap basmalah seakan-akan berkata, “dengan kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya, pekerjaan yang sedang saya lakukan ini dapat terlaksana”. Pengucapnya seharusnya sadar bahwa tanpa kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya, apa yang sedang dikerjakannya itu tidak akan berhasil. Ia menyadari kelemahan dan keterbatasan dirinya tetapi pada saat yang sama –setelah menghayati arti basmalah ini – ia memiliki kekuatan dan rasa percaya diri karena ketika itu dia telah menyandarkan dirinya dan bermohon bantuan Allah Yang Maha Kuasa itu.
2. Kata Ism setelah huruf bi terambil dari kata as-sumuw yang berarti tinggi dan mulia atau dari kata as-simah yang berarti yang berarti tanda. Kata ini biasa diterjemahkan dengan nama. Nama disebut ism, karena ia seharusnya dijunjung tinggi atau karena ia menjadi tanda bagi sesuatu.
Syaikh Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan dengan penyebutan nama di sini berarti dirinya memulai pekerjaan dengan nama Allah dan atas perintahnya bukan atas dorongan hawa nafsu belaka.
Penyebutan nama Allah diharapkan pekerjaan itu menjadi kekal disisi Allah. Di sini bukannya Allah yang nama-Nya disebut itu yang kita harapkan menjadi kekal karena Dia justru Maha Kekal. Namun yang kita harapkan adalah agar pekerjaan yang kita lakukan itu serta ganjarannya menjadi kekal sampai hari kemudian. Banyak pekerjaan yang dilakukan seseorang tetapi tidak mempunyai bekas apa-apa terhadap dirinya atau masyarakatnya, apalagi berbekas dan ditemui ganjarannya di hari kemudian. Demikianlah Allah mentamsilkan perbuatan orang-orang yang kafir yang tidak dibarengi dengan keikhlasan kepada Allah, “Dan Kami hadapi hasil-hasil karya mereka (yang baik-baik itu), kemudian Kami jadikan ia (bagaikan) debu yang beterbangan (sia-sia belaka). (QS 25: 23)
3. kata Allah, berakar dari kata walaha yang berarti mengherankan atau menakjubkan. Jadi Tuhan dinamai Allah karena segala perbuatan-Nya menakjubkan dan mengherankan. Karena itu terdapat petunjuk yang menyatakan, “Berfikirlah tentang makhluk-makhluk Allah dan jangan berfikir tentang Dzat-Nya”.
Sementara itu sebagian ulama mengungkapkan bahwa kata Allah terambil dari kata aliha – ya’lahu yang berarti menuju dan bermohon. Tuhan dinamai Allah karena seluruh makhluk menuju serta bermohon kepada-Nya dalam memenuhi kebutuhan mereka, atau juga berarti menyembah dan mengabdi, sehingga lafazh Allah berarti “Zat yang berhak disembah dan kepada-Nya tertuju segala pengabdian”.
Syaikh Mutawalli Sya’rawi, seorang guru besar pada universitas Al-Azhar, ulama kontemporer dan pakar bahasa menyebutkan dalam tafsirnya tentang keistimewaan lafadz Allah ; “Lafadz Allah selalu ada dalam diri manusia, walaupun ia mengingkari wujud-Nya dengan ucapan atau perbuatannya. Kata ini selalu menunjuk kepada Dia yang diharapkan bantuan-Nya itu. Perhaitkanlah kata Allah. Bila huruf pertamanya dihapus, maka ia akan terbaca Lillah yang artinya “demi/karena Allah”. Bila satu huruf berikutnya dihapus, akan terbaca lahu, yang artinya untuk-Nya. Bila huruf berikutnya dihapus, maka ia akan tertulis huruf ha yang dapat dibaca hu (huwa) yang artinya Dia”.
Apabila anda berkata Allah maka akan terlintas atau seyogianya terlintas dalam benak Anda segala sifat kesempurnaan. Dia Mahakuat, mahabijaksana, Mahakaya, Maha Berkreasi, Mahaindah, Mahasuci dan sebagainya. Seseorang yang mempercayai Tuhan, pasti meyakini bahwa Tuhannya Mahasempurna dalam segala hal, serta Mahasuci dari segala kekurangan.
Sifat-sifat Tuhan yang diperkenalkan cukup banyak. Dalam salah satu hadits dikatakan bahwa sifat (nama-nama) Tuhan berjumlah sembilan puluh sembilan nama (sifat).
Demikian banyak sifat (nama) Tuhan, namun yang terpilih dalam basmalah hanya dua sifat, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim yang keduanya terambil dari akar kata yang sama. Agaknya sifat ini dipilih, karena sifat itulah yang paling dominan. Dalam hal ini Allah dalam Al-Quran menegaskan “Rahmat-Ku mencakup segala sesuatu”. (QS 7: 156). Sebuah hadits Qudsi menyebutkan bahwa rahmat Allah mengalahkan amarah-Nya.
Kedua kata tersebut, Ar-Rahman dan Ar-Rahim, berakar dari kata Rahm yang juga telah masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia, yang berarti peranakan atau kandungan. Apabila disebut kata Rahim, maka yang terlintas di dalam benak adalah ibu dan anak, dan ketika dapat terbayang betapa besar kasih sayang yang dicurahkan sang ibu kepada anaknya. Tetapi, jangan disimpulkan bahwa sifat Rahmat Tuhan sepadan dengan sifat rahmat ibu.
Abu Hurairah meriwayatkan sabda Rasulullah saw yang mendekatkan gambaran besarnya rahmat Tuhan: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke bumi itu satu bagian. Satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk. (begitu ratanya sampai-sampai satu bagian yang dibagikan itu diperoleh pula oleh) seekor binatang yang mengangkat kakinya karena dorongan kasih saying, khawatir jangan sampai menginjak anaknya”. (HR. Muslim)
Dalam ungkapan lainnya disebutkan bahwa kata Rahman adalah merupakan sifat kasih sayang Allah kepada seluruh makhluk-Nya yang diberikan di dunia, baik manusia beriman atau kafir, binatang dan tumbuh-tumbuhan serta makhluk lainnya. Bukankah kita –dengan kasih sayang-Nya- telah diberikan kehidupan, diberikan kemudahan menghirup udara, kemudahan berjalan, berlari dan melakukan segala aktivitasnya, walaupun sangat sedikit dari kita mau merenungkan apalagi mensyukuri segala nikmat tersebut? Allah senantiasa memberikan kasih sayang-Nya kepada manusia sekalipun mereka ingkar kepada-Nya.
Sementara itu kara Rahim diberikan secara khusus oleh Allah kelak nanti dialam akhirat yaitu hanya bagi mereka yang beriman dan mensyukuri segala kenikmatan yang telah dianugrahkan kepada mereka. Kasih sayang-Nya secara khusus diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang mengabdikan dirinya kepada Allah dan yakin bahwa semua kenikmatan adalah bersumber dari Allah. Bahkan yakin bahwa segala amal ibadahnya, perbuatan baiknya tidak akan menjamin akan dirinya masuk ke surga-Nya kecuali karena Rahmat-Nya.
Suatu kali Rasulullah saw berpesan kepada para sahabatnya, “Bersegeralah kalian berbuat baik dan perkuatlah hubungan kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa amal kalian tidak menjamin kalian masuk surga. Sambil terheran para sahabat bertanya, “Termasuk Engkau wahai Rasulullah”? Rasulullah saw menjawab, “Betul, termasuk saya..kecuali jika Allah menganugrahkan rahmat-Nya dan karunia-Nya kepadaku”. Wallahu a’lam.
Kehebatan Bismillah
“Kehebatan Bismillahirrahmanirrahim! Barangsiapa mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim banyak-banyak dengan harapan mendapat rezeki, nescaya akan diberikan Allah rezeki dengan mudah dan tidak terduga olehnya. Serta, diberi kurnia kehebatan di hati manusia dan di sisi alam yang tinggi (yakni Malaikat) dan alam yang rendah (yakni manusia dan lain-lain makhluk Allah di muka bumi).
…
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Sabda Rasulullah s.a.w.: “Adalah Jibril apabila datang kepadaku, yang pertama diberikannya kepadaku ialah Bismillaahir rahmaanir rahiim.” (Darulquthni dan Ibnu Umar r.a. )
Sabda Rasulullah s.a.w.: “Itulah isim dari asma Allah. Tidak lain antara ia dengan nama Allah, ‘Akbar’ seperti putih mata dengan hitamnya. Begitulah dekatnya.”
Demikianlah jawapan Rasulullah s.a.w ketika ditanya oleh Utsman Ibnu Affan berkenaan Bismillah.
Sabda Baginda s.a.w. lagi: “Ismullahil-A’zham ialah Allah. Apakah engkau tidak lihat bahawasanya pada semua pembacaan Al-Qur’an dimulai dengan Bismillaahir rahmaanir rahiim sebelum menyebut nama-nama Allah yang lain.” ( Riwayat Imam Bukhari dari Jabir )
Bersabda Nabi s.a.w.: “Ketika turunnya Bismillaahir rahmaanir rahiim, bergembiralah ahli langit dari bangsa Malaikat, bergoncanglah ‘Arasy kerana turunnya. Turut serta bersamanya 1000 Malaikat. Dan, bertambahlah iman para Malaikat. Dan, tunduklah segala jin dan bergetar segala planet. Gementar segala sendi-sendi kerana turunnya.”
Dari Abu Na’im dan Ibn Sunni dari Siti Aisyah r.a.:
“Ketika turun Bismillaahir rahmaanir rahiim, mengucap tasbihlah gunung-ganang hingga dapat mendengar para penduduk Mekah dan sekitarnya. Lalu mereka berkata: “Rupanya Muhammad yang menyihir gunung-gunung itu.” Kemudian Allah bangkitkan awan hingga meneduhkan penduduk Mekah.”
Sabda Rasulullah s.a.w.: “Barangsiapa membaca Bismillaahir rahmaanir rahiim dengan penuh yakin, akan bertasbihlah gunung-ganang. Cuma sahaja ia tidak dapat mendengarnya.”
Rasulullah s.a.w. bersabda: ” Barangsiapa mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim dan laa haula walaquwwata illaa billaahil aliyyil adzhiim, Allah lepaskan dia dari 70 pintu bala dan kesukaran, dukacita dan kesakitan.”
Dari al-Waqii dan atas-Tsa’labi dari Ibnu Mas’ud r.a.:
“Barangsiapa ingin dipelihara oleh Allah dari seksaan Neraka Zabbaniah yang sembilan belas, maka hendaklah dia mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim. Kerana Allah menjadikan tiap-tiap huruf Bismillah itu sebagai perisai.”
Dari ad-Dailami dari Ibnu Mas’ud r.a., bersabda Rasulullah s.a.w.: “Barangsiapa membaca Bismillaahir rahmaanir rahiim, dituliskan baginya tiap-tiap huruf 4000 kebajikan, dihapuskan darinya 4000 keburukan dan diangkat dia 4000 darjat.”
Bersabda Nabi s.a.w.: “Jin itu suka memakai barang-barang kepunyaan manusia dan pakaian mereka. Oleh itu, barangsiapa mengambil atau menaruh pakaian, ucapkanlah Bismillaahir rahmaanir rahiim. Kerana sesungguhnya nama Allah yang dibacakan di situ merupakan cop mohor Allah.”
Pengertian dari hadith di atas ialah hendaklah kita mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim setiap kali kita menyimpan atau mengambil barang-barang kepunyaan kita agar terjaga daripada jin dan syaitan. Bukan sahaja kita mendapat pahala dari mengucapkannya tetapi juga mendapat keberkatan dan keselamatan sama ada atas harta-benda mahupun diri dan segala usaha kita.
Dari Anas bin Malik bersabda Nabis.a.w.:
“Andaikata pepohon dijadikan pena dan lautan dijadikan tinta, lalu dikumpulkan semua jin, manusia dan Malaikat untuk membuat buku dan menulis erti Bismillaahir rahmaanir rahiim selama sejuta tahun, mereka tidak akan sanggup mengertikannya walau hanya satu persepuluh darinya.”
Bersabda Rasulullah s.a.w.: “Ada suatu kaum yang datang pada Hari Qiamat nanti dengan mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim. Lebih berat kebajikan mereka dari keburukan mereka. Lalu berkata umat-umat yang lain: “Alangkah beratnya imbangan amal kebajikan mereka.”
Sesungguhnya, adapun yang menjadi sedemikian kerana mereka sentiasa memulai segala perbicaraan mereka dengan Bismillahir rahmaanir rahiim. Kerana ia adalah Isim Allah Yang Maha Agung. Jika sekiranya diletakkan langit dan bumi serta segala isinya ke atas neraca timbangan, nescaya beratlah lagi kalimah Bismillaahir rahmaanir rahiim.”
Dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w.bersabda:
“Apabila engkau berwuduk, ucapkanlah Bismillaahir rahmaanir rahiim kerana Malaikat penjagamu tidak kan berhenti menuliskan kebajikan bagimu sehingga engkau selesai. Dan, apabila engkau ingin bersatu dengan isterimu, ucapkanlah Bismillaahir rahmaanir rahiim kerana sesungguhnya Malaikat penjagamu akan menuliskan kebajikan bagimu hingga selesai engkau mandi janabah. Jika dari persetubuhan itu lahir seorang anak, akan dituliskan bagimu kebajikan menurut bilangan nafasnya dan bilangan anak-cucunya hingga tidak dikecualikan walau seorang.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. telah bersabda Rasulullah s.a.w.: “Barangsiapa di antara kamu apabila ia akan bersetubuh dengan isterinya, lalu dia mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim dan berdoa, “Ya Allah, jauhkanlah Syaitan daripada kami dan jauhkanlah Syaitan itu daripada apa yang Engkau kurniakan untuk kami”, maka jika
sesungguhnya Allah takdirkan dari persetubuhan itu lahir seorang anak, tidak akan dapat Syaitan memudaratkannya untuk selama-lamanya.”
Dikisahkan di dalam Kitab Khozinatul-Asror bahawasanya Allah Ta’ala itu mempunyai 3000 nama yang mana 1000 nama hanya diketahui oleh para Nabi-Nabi Allah, 300 nama disebutkan di dalam Kitab Taurat, 300 nama disebutkan di dalam kitab Injil, 300 nama disebutkan di dalam Kitab Zabur, 99 nama disebutkan di dalam Al-Qur’anul kariim manakala 1 berada di sisi Allah.
Dan, adapun makna daripada keseluruhan 3000 nama ini terhimpun di dalam 3 nama-nama Allah iaitu Allah, Arrahmaan dan Arrahiim yang termaktub pula di dalam kalimah Bismillaahir rahmaanir rahiim. Maka, barangsiapa mengajarkan dan mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim umpama ia menyebutkan keseluruhan 3000 nama-nama Allah. Adapun sesungguhnya kalimah Bismillaahir rahmaanir rahiim itu ada sembilan belas huruf dan Malaikat-Malaikat penjaga Neraka itu juga ada sembilan belas. Maka, barangsiapa membaca Bismillaahir rahmaanir rahiim dengan penuh ikhlas dan yakin kepada Allah, nescaya terhindarlah dia daripada siksaan Malaikat Zabbaniah
Sumber: http://www.dakwatuna.com/
http://doaayatdanzikir.wordpress.com/
http://19.org/tr/4293/edebi-mucize/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar