Matanya
bulat, kecil dan mengilap. Dia memiliki telinga yang pendek di kiri dan
kanan atas kepalanya. Dengan bahu kuat dan tubuh elastis, dia mampu
menerobos lubang kecil. Dia juga dikenal sebagai penggali lubang yang
ahli dan efisien.Tubuh mungilnya yang diselimuti bulu membuat orang
sering menyebut dirinya sebagai tikus. “Hamster adalah hamster, bukan
tikus atau marmut,” kata Widjaja Taslim, penggemar hamster di Jakarta.
Widjaja merasa perlu menegaskan hal tersebut karena kebanyakan penggemar
satwa menganggap hamster sebagai tikus atau marmut. Padahal, bila
dilihat dari ciri fisiknya hamster sama sekali berbeda dengan kedua
jenis satwa tersebut. “Coba perhatikan waktu tikus makan. Dia punya daya
makan yang rakus, seolah-olah semua makanan harus dihabiskan,” tutur
Widjaja menjelaskan. Hamster tak punya perilaku rakus seperti tikus. Dia
hanya makan ransum seperlunya saja. Tak jarang, di tempat pakannya
terlihat makanan yang masih bertumpuk. Lagipula, tikus memiliki ekor
yang panjang, sedang hamster hanya punya tulang ekor. Lantaran panjang
ekor hamster tak sampai setengah panjang tubuh, orang seringkali
menyatakan hamster tak punya ekor. Biasanya para penggemar satwa
memelihara hamster yang sudah akrab dengan manusia. Saat ini jenis
hamster yang sudah dipelihara manusia tak banyak, hanya empat. Di
seluruh dunia, terdapat puluhan jenis hamster yang hidup bebas di
alamnya. Hamster liar tersebut biasanya dinamakan berdasar nama negara
atau wilayah tempat dia hidup. Misalnya, hamster Eropa, hamster Rumania,
hamster Turki, hamster Tibet, hamster Mongol dan lainnya. Hamster Syria
merupakan jenis paling banyak punya nama sebutan lain. Ada yang
menyebutnya, golden hamster, teddybear hamster, standard hamster, ada
juga yang bilang fancy hamster. Hamster yang punya nama ilmiah
Mesocricetus auratus ini berasal dari padang pasir Timur Tengah. Dia
hidup dalam liang-liang dalam bukit-bukit pasir. Jenis ini juga paling
umum dipelihara karena dapat dipegang oleh anak kecil dengan mudah. Saat
dewasa panjang tubuh antara 17 – 22 cm.Di negara kita jenis tersebut
sering disebut hamster lokal atau hamster biasa. Padahal Indonesia tak
punya satwa asli jenis hamster. Maklum, kita menyebut demikian karena
hamster Syria adalah jenis yang pertama kali dikenal. Sayang, tak ada
catatan resmi mengenai sejarah hamster masuk Indonesia. Hamster lain
yang sering dipelihara adalah hamster mini. Secara fisik, satwa yang
satu ini memang berukuran kecil—dibandingkan jenis hamster lainnya. Ada
tiga jenis hamster mini yang dikenal dan dipelihara: hamster mini
Campbell (Phodopus campbelli), hamster mini winter white (Phodopus
sungorus) dan hamster mini Roborovski (Phodopus roborovski). Yang
terakhir, panjang tubuhnya maksimal hanya 5 sentimeter. Selain itu, ada
hamster Cina. Satwa pemilik nama ilmiah Cricetulus griseus ini panjang
tubuh bisa mencapai 10 cm. Catatan ini hanya untuk hamster jantan. Yang
betina, tubuhnya lebih pendek. Waktu masih kecil, warna bulunya tampak
lebih keabu-abuan jika kita bandingkan dengan usia dewasa. Kata Widjaja
Taslim, jenis ini dikenal sulit dibudidayakan. Hamster hibrida juga
masuk dalam daftar jenis yang dipelihara manusia. Jenis ini dihasilkan
dari campur tangan manusia yang melakukan persilangan antarjenis
hamster. Di habitat aslinya, persilangan model begini tak pernah
ditemukan. Menurut Widjaja, “kebijakan” mengawinkan dua jenis hamster
ini bukanlah hal yang tepat. Pasalnya, kedua jenis tersebut punya
kecenderungan untuk terserang penyakit yang berbeda. Hamster hibrida
biasanya steril atau mandul. Penyebabnya, kawin antarjenis ini
mengahasilkan susunan gen yang berubah pada anak-anak atau keturunannya.
Saat ini, hanya ada empat tipe warna hamster hibrida yang diakui:
pearl, normal, imperial dan sapphire.Di Indonesia, demam hamster
ditulari lewat sejumlah pet shop papan atas di kota-kota besar. Meski
tak ada catatan khusus sejarah masuknya hamster ke negara kita, namun
Widjaja menduga satwa unik ini dibawa oleh penggemar satwa. Penggemar
tersebut kemudian menjadi pedagang hamster skala kecil. Saat ini, telah
muncul penggemar hamster yang menekuni budidaya satwa yang termasuk ordo
Rhodentia ini
Cara Merawat Hamster Melahirkan
- Pisahkan yang jantannya untuk menghindari perkawinan lagi saat menyusui agar kandungan betina tetap bagus.
- Biarkan betina dan anak-anaknya ( betina akan menyusui bayi2nya).
- Berikan serbuk kayu atau potongan kain kecil-kecil ke dalam kandang. jika diberi pasir maka akan berisiko pada bayi2nya nanti. tapi ada juga yang diberi tissue kering untuk menghangatkan bayi2nya.
- Jangan di liatin karena membuat hamster yang melahirkan panik dan bayi2nya akan di makan atau di injak2.
- Kandang jangan di bersihkan sampai usia bayi2nya 3 minggu.
- Beri makan dan minum yg cukup, diutamakan biji bunga matahari(Kwaci).
sumber : http://popohamster.blogspot.com/
http://sobatkelinci.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar