Label

Jumat, 27 Desember 2013

Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013





Penulis : Reza Rivano


Kurikulum 2013 memang sudah menjadi dilema bagi semua pendidik dan peserta didik tentang kehadirannya. Kepastian yang janggal membuat galau guru dan calon guru menyikapinya. Tetapi kehadirannya pun membawa dampak positif bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Penulis menyimpulkan ketika kurikulum berganti, saat itu juga terjadi upgrade how to teach yang sesungguhnya. Tidak semua berganit, melainkan diperbarui. karena kurikulum sebelumnya setelah direvisi ada beberapa halauan yang mengganggu jalannya pendidikan Indonesia.


Tidak semata wayang berganti saja, tetapi ada prosedurnya. menurut kampus.okezone.com, Tahap awal sosialisasi dan pelatihan tentang kurikulum 2013 ini dimulai dari pelatihan guru inti yang langsung dipandu oleh Bapak Mendiknas Muhammad Nuh dan Wakil Presiden Indonesia Budiono. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan kepada guru sekolah dasar dan menengah yang ditunjuk.


Apakah sih kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013,
mari kita diskusikan di bawah ini :

Kekurangan.
Kekurangan-kekurangann yang terdapat pada kurikulum 2013 adalah :

1. Kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan kurikulum hanya didasarkan pada orientasi pragmatis. Selain itu, kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan. Tetapi kelemahan ini telah disiasati dengan pelatihan dan metode bagaimana mengajar yang benar.


2. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama. Maksud dari kalimat ini adalah guru seolah olah pasrah dengan keputusan pemerintah, setuju atau tidaknya tidak ada yang berhak menghalangi launchingnya kurikulum 2013




3. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.


Chandra Marleani, berpendapat bahwa kurikulum 2013 ibarat memakan rujak. tidak fokus mana yang dipelajari. semua campur aduk menjadi satu. Enak memang, tapi tidak bisa membedakan mana ang mangga, mana jambu dan sebagainya. kurikulum sebelumnya ibarat lotis. Siswa difokuskan pada mapel tertentu, seperti IPA, Matematika, IPS dan lain sebagainnya.

4. Pemerintah mengintegrasikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.


Kelebihan

1. Kelebihan dari kurikulum 2013 adalah setiap anak atau siswa dituntut kreatif dan inovatif, selain itu ada juga yang namanya pengembangan karakter yang telah diintegrasikan kedalam semua program studi.


2. Siswa menjadi aktif dengan bimbingan guru. Antara kognitif dan afektif berjalan seiringan. Sehingga saat itu juga siswa bisa mengevaluasi diri.


3. Buku yang digunakan hanya satu tiap pekan. Pengelompokkan unsur unsur pembelajaran telah ditentukan oleh pemerintah pusat, sehingga siswa tidak bingung dalam membawa buku mata pelajaran.


Lalu yang menjadi pertanyaan, bagaimana kita sebagai calon guru Sekolah Dasar menyikapi kurikulum 2013?


Internet ada kan dirumah kalian?

Minimal nebeng temen lah, jika kita tidak atau kirang tahu bagaimana impleentasi kurikulum 2013, tinggal search sudah dapat. Nah jangan malahan menjadi anti dan pragmantis menyikapinya, Wiyono, S.Pd
sebagai Pengamat pendidikan berpendapat bahwa kita harus "sami’na waato’na" alias mendengar dan menurut atau menjalankanya dengan baik dan maksimal. Dengan sikap tersebut maka kita semua nanti akan dapat yang terbaik yang menjadi impian semua masyarakat Indonesia.


Sekolah dasar adalah tombak tiang pendidikan selanjutnya. Siapaakah calon calon guru yang akan memperbaiki karakter mereka kalau bukan kita. Perhatikan Gambar berikut ini :














Siapa yang akan disalahkan jika seperti itu? Pemerintah? Guru? Orangtua? Teman??


Ini sebagai refleksi diri, marilah kita membuka mata, menerima dan mengaplikasikan, dengan niat yang tulus menjalankan kebijakan pemerintah tentang kurikulum 2013. Kurikulum dibuat tidak asalan, mempunyai alasan yang begitu kuat.











sumber :  http://sepuluhewu.blogspot.com/

Mengenal Bumbu Dasar Nasi Goreng

Bumbu Nasi Goreng
Nasi goreng merupakan salah satu kuliner nikmat yang digemari tak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai belahan dunia lainnya. Nasi goreng memang nikmat. Perpaduan bumbu dengan hangat nasi membuat banyak lidah jatuh cinta pada kuliner yang satu ini. Istimewanya lagi, nasi goreng cukup mudah untuk diolah. Anda tak harus menjadi koki handal hanya untuk sepiring nasi goreng penggugah selera. Yang Anda butuhkan hanya racikan bumbu dasar nasi goreng. Itu saja, tak lebih!

Rahasia Di Balik Sepiring Nasi Goreng Nikmat

Ada beragam varian nasi goreng. Mulai dari nasi goreng seafood, nasi goreng kambing, nasi goreng teri, nasi goreng pete, nasi goreng nanas, nasi goreng ati, nasi goreng jambal, nasi goreng ayam, naso goreng telur, nasi goreng jawa, nasi goreng sosis, nasi goreng keju, nasi goreng buah, nasi goreng jagung dan masih banyak lagi lainnya. Berbagai varian nasi goreng ini dibagi berdasarkan bahan tambahannya. Meski berbeda pada komposisi bahan tambahan, namun bumbu dasar nasi goreng pada umumnya selalu sama. Bumbu dasar ini merupakan senjata utama di balik kelezatan nasi goreng. Setelah Anda memahami racikan bumbu dasar tersebut, selebihnya Anda bebas menambahkan bahan makanan pendamping untuk menjadikan rasa nasi goreng Anda lebih nikmat.

Berkenalan Dengan Bumbu Dasar

Menurut koki handal Indonesia, Rudy Choiruddin, pada dasarnya bumbu masakan Indonesia dibagi ke dalam empat jenis yakni bumbu dasar putih, bumbu dasar merah, bumbu dasar kuning dan bumbu dasar oranye. Bumbu dasar merah merupakan jenis bumbu yang lazim digunakan dalam pembuatan kuliner seperti aneka tumisan, sambal merah dan juga Nasi Goreng. Cara membuat bumbu dasar merah ini cukup mudah. Berikut langkahnya.

Pertama siapkan bahan berupa:
  • 400 gr cabe merah, bersihkan dan buang bijinya.
  • Sebanyak 100 gram bawang merah.
  • 50 gram bawang putih.
  • 100 gram tomat merah.
  • 20 gram terasi.
  • 100 gram gula pasir.
  • 15 gram garam halus.
  • 100 mililiter minyak goreng yang akan digunakan pada memblender semua bahan.
  • Dan terakhir 100 mililiter minyak goreng yang digunakan untuk menumis bumbu yang telah halus.

Cara membuat:

Masukkan semua bahan yakni cabe merah, bawang merah juga putih, terasi, garam dan juga tomat dalam wadah blender. Jangan lupa masukkan 100 mililiter minyak. Haluskan sampai benar-benar tercampur. Setelah itu, masukkan bahan halus tersebut ke dalam wajan untuk ditumis. Masukkan juga minyak tumis sebanyak 100 mililliter. Nyalakan kompor dan aduk sampai mengeluarkan bau yang khas. Selanjutnya masukkan gula pasir. Aduk sebentar. Angkat dan kemudian dinginkan. Bumbu sudah siap untuk dipakai.

Bumbu Siap Pakai Atau Langsung Pakai

Pada dasarnya, bumbu dasar nasi goreng di atas merupakan jenis bumbu yang bisa disimpan lama di dalam lemari pendingin. Dengan demikian Anda bisa menghemat waktu setiap kali hendak memasak nasi goreng. Bumbu siap pakai ini banyak digunakan mereka yang memiliki aktifitas padat sehingga senang meringkas waktu di dapur. Bagi Anda yang memiliki waktu fleksibel, tak ada salahnya meracik bumbu nasi goreng langsung pakai. Caranya cukup mudah. Siapkan bahan seperti bawang merah, bawang putih, cabe merah dan haluskan. Tambahkan penyedap dan juga terasi jika suka. Selanjutnya, Anda tinggal mencampurnya dengan nasi putih. Takarannya tergantung pada selera Anda. Mudah kan?
 
 
 
 
 
 
 
 
 
sumber : http://bumbunasigoreng.blogspot.com

Senin, 23 Desember 2013

Makna di Balik Kebiasaan Pamer Makanan di Media Sosial


Mengambil foto makanan (Finedininglovers.com )

VIVAlife- Kini bukan lagi menjadi sorotan yang aneh, ketika hidangan yang dipesan atau dibeli di sebuah restoran, diabadikan terlebih dahulu sebelum disantap.

Ya, makanan tersebut kemudian disebarluaskan melalui media sosial. Jika dilihat dari kacamata sosiolog, hal tersebut dianggap sebagai luapan ekspresi. Dalam artian lain, seseorang yang memamerkan hidangannya lewat media sosial, butuh pengakuan.

"Dalam hal ini yang menjadi poin utama adalah eksistensi. Pada dasarnya mereka hanya ingin menciptakan sekaligus memberi kesan pada orang lain seperti yang diinginkan," kata Sosiolog, Daisy Indira Yasmine,  saat ditemui di Cilandak Town Square, Jakarta.

Perkembangan teknologi termasuk media sosial memang semakin menjamur. Hal ini, tentu menciptakan ruang tersendiri bagi banyak orang untuk berinteraksi dengan orang lain.

Terkait soal pamer makanan di media sosial, perkara apakah orang yang mengunggah gambar makanan tersebut memang benar mengkonsumsi hidangan tersebut atau tidak, bukan hal yang penting. Bagi mereka, yang diinginkan hanya sebatas agar orang lain menilai identitasnya.

"Dengan kata lain, ini adalah salah satu kebutuhan. Bukan hanya sekedar materi, namun untuk diakui (identitasnya) oleh orang lain. Tapi bentuk dan ruang pengakuannya berbeda," kata Daisy.

Kehilangan Identitas Diri

Sebelumnya, kebiasaan pamer makanan di media sosial, juga dinilai oleh Dr. Valerie Taylor, psikiater dari Women College Hospital, University of Toronto, Kanada sebagai kebiasaan yang dapat berpotensi pada gangguan psikologis.

Diakaui kembali oleh Daisy, hal tersebut memang dapat saja terjadi. Awalnya memang agar orang lain memberi kesan. Saat orang lain memberikan respon positif, seseorang akan ketagihan atau ada rasa ketergantungan pada media sosial.

"Kalau kadarnya (ketagihan) sudah tinggi, tak mampu dikontrol, dampaknya orang tersebut tak dapat mengenal identitasnya. Ini karena ia telah terpuaskan, perasaan telah terluapkan," kata Daisy.

Dengan demikian, seseorang lebih suka  melancarkan aksi di dunia maya. Ini lantaran tak ada tekanan sosial atau penindasan langsung. (adi) 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
sumber : http://life.viva.co.id/news/read/411974-makna-di-balik-kebiasaan-pamer-makanan-di-media-sosial

Paling Sering Dibaca