Label

Minggu, 16 Februari 2014

Bahaya Lain Air Minum Dalam Kemasan




 

Tidak dapat dipungkiri, bahwa air minum adalah kebutuhan yang amat penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Seiring dengan kemajuan jaman & teknologi serta penemuan-penemuan baru di bidang marketing, konsumen sering dibingungkan dengan pertanyaan tentang air minum yang terbaik bagi keluarga mereka.

Dengan semakin bertambahnya penduduk & semakin rendahnya kualitas air yang dipasok oleh pemerintah melalui kran-kran di rumah-rumah, konsumen sering tidak memiliki pilihan lain, selain memilih air minum dalam kemasan (AMDK) yang pada saat ini membanjiri pasar. Tidak hanya jenis merk yang berjumlah 600 lebih pada saat ini yang beredar di pasar yang membuat konsumen bingung, jenis air yang ditawarkan pun bertambah dari hari ke hari, bulan ke bulan.

Semua orang tahu bahwa kebiasaan meminum air sebanyak 8 gelas per hari, baik untuk tubuh. Namun jika meminum air dari kemasan botol, justru bisa membahayakan, mengapa?

1. Buat Bibir Cepat Keriput
Dikutip dari Lookbeauty, saat meneguk air dari botol, bibir secara spontan akan mengerut untuk menyesuaikan dengan lebar lubang botol. Gerakan mengerut inilah yang bisa menyebabkan timbulnya garis-garis dan kerutan pada bibir. Jika terus menerus dibiasakan minum air dari botol, lipatan-lipatan akan terbentuk pada bibir secara permanen yang tampak seperti kerutan.

Ahli Dermatologi Dr. Marilyn Berzin, menjelaskan, efek bibir berkerut karena minum dari botol bisa sama buruknya dengan merokok. Marilyn juga mengatakan, kerutan di bibir akan permanen jika kebiasaan itu sering dilakukan selama lebih kurang dua tahun.

2. Bisa Memicu Obesitas
Zat kimia yang digunakan dalam membuat kemasan plastik, seringkali dikaitkan dengan risiko kanker dan bahkan diberi label zat beracun. Zat itu adalah bisphenol A (BPA), bahan kimia yang umum digunakan untuk membuat botol plastik. BPA merupakan endocrine disruptor yang dapat mempengaruhi aktivitas hormon normal di dalam tubuh.

Sebuah laporan yang diterbitkan pekan lalu menunjukkan bahwa BPA bisa ‘menipu’ tubuh untuk meningkatkan lebih banyak lemak. Selain itu, BPA juga dapat membuat bertambahnya produksi insulin (cara tubuh mengatur lemak dan karbohidrat). Jika terlalu banyak insulin, tubuh menjadi ‘kebal’ terhadap dampaknya, yaitu kenaikan berat badan dan diabetes tipe 2.

3. Mulut Galon Air Mengandung Bakteri
“Tisu yang diberikan ketika membeli air galon mengandung alkohol yang bisa digunakan untuk membunuh bakteri. Yang sebaiknya dilap itu mulutnya karena bagian itu yang masuk ke dalam dispenser dan bukan bagian badannya yang diberikan alkohol.

4. Lebih Kotor Dari Air Ledeng

Sebuah fakta mengejutkan tentang benda-benda yang bisa ditemukan di sekitar kita kembali terungkap. kali ini, menurut para peneliti, mengkonsumsi air kemasan tidak lebih baik dari meminum air keran.

Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari Glasgow Unioversity yang menganalisa air kemasan dan air keran di seluruh penjuru Inggris. Seperti yang ditulis The Telegraph (2/1), meskipun pengawasan lebih diberikan kepada air kemasan, resiko kontaminasi oleh benda-benda asing maupun sumber penyakit masih mungkin terjadi layaknya air dari keran.

“Banyak orang berpikir bahwa air keran merupakan air yang berbahaya untuk diminum. Padahal, untuk alasan ekonomis dan kesehatan, air keran masih baik untuk diminum,” kata Profesor Paul Younger, peneliti dari Glasgow University.

Hal ini dikarenakan inspeksi produksi botol kemasan air selama ini hanya dilaksanakan selama sebulan sekali, sehingga tidak diketahui bagaimana keadaan botol yang diproduksi ketika inspeksi tersebut tidak dilaksanakan. Terlebih lagi, sebuah air mineral kemasan biasanya disimpan berbulan-bulan sebelum akhirnya dikonsumsi.

Inilah yang menyebabkan air tersebut terkontaminasi oleh material dari botol walaupun proses sterilisasi telah dilakukan sebelumnya.Ditambah lagi, selama ini air keran mengandung klorin yang berfungsi untuk membunuh bakteri jahat yang terkandung di dalam air.

Namun, klorin tidak akan ditemukan pada air kemasan.Sehingga, kuman-kuman yang mungkin masih berada di dalam air kemasan tersebut bisa tetap hidup karena tidak ada disinfektannya. Padahal, bakteri ini bisa menggandakan diri hingga ribuan kali jumlahnya hanya dalam beberapa hari.

Oleh karena itu, Profesor Younger menyarankan agar masyarakat meminum air kemasan segera setelah dibuka. Hal ini untuk menghindari bertambahnya kontaminasi benda asing ketika kemasan air tersebut dibuka.

Pencemaran Air Minum

Umumnya pencemaran dalam air minum dapat terjadi karena : pencemaran mikrobiologi, pencemaran organik, pencemaran anorganik, dan pencemaran lainnya yaitu kaporit atau klorin, detergen, bau-bauan dan lain-lain. Pencemaran Mikrobiologi, ini adalah jenis pencemar yang paling dikenal masyarakat pada umumnya. Yaitu pencemaran yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Bakteri yang paling sering ditemukan dalam air minum yaitu bakteri E. coli (Escherichia coli ). Pencemaran Organik, pencemaran yang disebabkan oleh racun kimia organik seperti pestisida, herbisida. Pencemaran Anorganik, pencemaran yang disebabkan zat padat yang tidak terlarut dalam air (TDS-Total Dissolved Solids) seperti Aluminium, Sulfat, Mangnesium; logam berat seperti tembaga, besi, arsen, timah hitam; Kapur, Asbestos dan Bahan Radio Aktif seperti Radium. Pencemaran lainnya yaitu kaporit atau klorin, detergen, bau-bauan dan lain-lain.

Bakteri Koliform (Coliform)

Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit.Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.

Penyakit yang ditularkan melalui air biasanya diakibatkan oleh bakteri coliform. Mereka biasa ditemukan di saluran sistem pengolahan air. Bakteri ini merupakan organisme yang biasanya tidak berbahaya, coliform hidup di lingkungan sekitar kita dan dalam kotoran hewan berdarah panas dan manusia. Patogen dalam air kebanyakan berasal dari kotoran manusia atau hewan. Beberapa patogen yang telah dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah giardia lamblia (giardiasis), cryptosporidium (cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait hati), dan helminths (cacing parasit).

Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu coliform total, fecal coliform, dan E. coli. Masing-masing memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu, fecal coliform dan E. coli terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air. Bakteri fecal coliform atau E. coli yang mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.

Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat anaerob, termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 °C-37 °C.Contoh bakteri koliform antara lain Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dll. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia sehat adalah mual, nyeri perut , muntah, diare, berak darah, demam tinggi bahkan pada beberapa kasus bisakejang dan kekurangan cairan atau dehidrasi.

Penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia melakukan penelitian untuk meneliti kadar bakteri yang terkandung dalam minuman kemasan tersebut. Dari 21 merk minuman kemasan gelas yang diuji, 11 di antaranya ditemukan nilai ambang batas bakteri yang bermasalah.

Produk air minuman kemasan yang diteliti YLKI, tidak hanya pada produk yang terkenal masyarakat saja, tetapi juga diperiksa merk-merk yang tidak terkenal dan jarang terdengar di pasaran. Penelitian tersebut dilakukan YLKI pada sejak bulan Maret hingga Mei 2010. Sampel produk-produk air minuman itu mereka dapatkan dari pasar tradisional, swalayan, dan juga mal-mal.

Dari 11 merk air minum kemasan yang bermasalah tersebut, ditemukan total bakteri mencapai 10 ribu sampai 100 ribu koloni/mL. Padahal, menurut Standar SNI 01-3553-2006 kandungan mikrobiologi untuk air minum itu mulai dari 100 sampai dengan 100 ribu koloni/mL.
Dari 11 merk tersebut , ditemukan 9 yang mendekati ambang batas yang ditoleransi adalah Pretige, Top Aqua, Air Max, Caspian, Club, Pasti Air,Vit, Prima, De As.
Sedangkan 2 AMDK yang yang memiliki kadar bakteri diatas ambang batas adalah Ron88 dan Sega. AMDK bermerek Sega dikeluarkan PT.Indotirta Jaya Abadi, sedangkan bermerek Ron 88 dikeluarkan PT Panfila Indosari.

Dengan tanggal kadaluarsa yang beragam. Ada yang Januari 2011 sampai Oktober 2011. Bahkan air mineral yang terkandung bakteri itu tanggal kadaluarsanya masih jauh.

Terhadap 11 merk ini, YLKI sudah mencoba meminta klarifikasi. Tapi hanya merk yang mempunyai alamat langkap dan memberikan tanggapan.Anehnya dua produsennya tidak punya alamat padahal mereka punya nomer registrasi. Dari berbagai tanggapan yang diterima YLKI banyak yang positif terhadap penelitian yang dilakukan YLKI ini. Namun sayangnya, pihak produsen umumnya lebih menyalahkan nilai bakteri yang berkembang itu bertambah setelah usai masa produksi. Banyak yang positif, tapi ada juga yang negatif, kalau negatifnya, mereka umumnya menyalahkan pada saat proses distribusi dan proses penyimpanan dan penempatan pada saat prosuk tersebut sampaik ke penjual. Penjual yang membiarkan terkena matahari pasti bakteri akan berkembang.

YLKI berharap dengan penelitian ini, pihak produsen lebih bertanggung jawab. Karena sistem pengawasan produk mutlak sampai ke tangan konsumen. YLKI juga berpesan pada masyarakat untuk lebih mempertimbangkan pemilihan produk air minum kemasan. Produsen bertanggung jawab memenuhi standar keamanan dan keselataman. Masyarakat juga jangan karena memilih yang murak tapi tidak mempertimbangkan aspek kandungannya. Bagi instansi yang terkait seperti Departemen kesehatan, BPOM dan penegak hukum jika ada produsen nakal yang tidak memperbaiki dan bertanggung jawabdiharapkan diproses secara hukum dan diberikan sanksi yang menjerakan. Bila hal ini tidak dilakukan maka kesehatan banyak masuyarakat dipertaruhkan.

Batas kadaluarsa Tidak Ada

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dalam penelitiannya juga menemukan air minum kemasan gelas yang tidak mencantumkan batas waktu kadaluwarsanya. Padahal, setiap produk apapun harus mencatumkannya sesuai dengan Standar SNI Tanggal hanya ada di kotak, padahal harusnya di setiap kemasan.
Hal ganjil lain yang ditemukan YLKI adalah nomor registrasi yang tercantum dalam kotak air minum tidak sesuai dengan yang ada di kemasan. Bahkan di satu kota itu ada tiga nomer registrasi. Kemasan air minum yang diteliti, lanjut Ida, juga banyak yang sudah tidak layak lagi. Bahkan ada yang sudah bocor. Sebagian berwarna sudah kusam.

Sebenarnya masalah lain dalam kualitas air minum kemasan juga harus lebih diperhatikan pada air minum kemasan isi ulang. Seringkali air minum golongan ini lepas dari pengamatan YLKI dan BPOM.

Jenis-jenis Air Minum

Menurut para ahli di bidang air minum, ada beberapa jenis air minum yang saat ini beredar di pasaran bebas :
Air Artesian

Berasal dari sumber yang terlindungi (aquifier); Level sumber air harus berada dalam ketinggian tertentu diatas sumber air aquifier; Dikenal juga dengan air sumur artesian.
Air Distilasi

Air yang telah diubah menjadi uap untuk menghilangkan segala unsur yang ada pada sumber; Uap kemudian di dinginkan untuk menjadi air yang layak diminum – tanpa mineral apapun; Karena bersifat tidak mengandung mineral apapun, air distilasi sering dipergunakan untuk fabrikasi obat-obatan dan juga sebagai campuran obat-obatan kering.
Air ber-fluor

Mengandung fluor yang ditambahkan pada air, dengan jumlah sesuai dengan ketentuan department kesehatan; Beberapa sumber mata air & sumur artesian mengandung fluor secara alami, dalam jumlah yang sedikit.

Air Mineral harus mengandung tidak kurang dari 250 ppm (parts per million) total dissolved solids (TDS) atau total unsur padat yang biasanya adalah mineral di dalam air; Harus diambil dari sumber air bawah tanah yang secara geologis maupun fisik terlindungi; Dibedakan dari jenis air lain dengan ditemukannya berbagai jenis mineral di dalam air; Pada air mineral tidak boleh diberikan mineral tambahan.
Air Purifikasi

Di produksi secara distilisasi, ionisasi, reverse osmosis atau methoda lain yang sesuai dan diperbolehkan oleh standard purifikasi air yang berlaku; Biasa juga disebut sebagai air demin (demineralised water – air tanpa mineral)
Air karbonasi

Berisi carbon dioxide setelah melalui perlakuan khusus; Air soda, air tonic bukan air minum & dimasukkan dalam kategori.
Air sumber gunung (mengalir sendiri)

Didapat dari bawah tanah dan mengalir dengan sendirinya menuju ke permukaan bumi; Keluar dari bawah bumi, dari bentuk-bentuk yang terjadi pada jaman dahulu kala; Harus diambil dari mata air langsung atau melalui pengeboran untuk menampung & mencari lokasi air sumber bawah tanah ini.

Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang diproses dengan distilasi atau reverse osmosis tidak banyak mengandung ion fluor yang seringkali ditemukan di dalam air tanah. Air ini dapat meningkatkan kemungkinan kerusakan gigi karena kurangnya elemen ini, apabila tidak ditambah dengan pasokan fluor dari sumber makanan & minuman lain.

AMDK yang mengandung terlalu banyak mineral & tidak sesuai dengan Standard Nasional Indonesia yang berlaku, juga tidak baik untuk tubuh dan konsumsi yang berlebihan akan menimbulkan hypercalcemia (kondisi kelebihan kalsium) yang akan meningkatkan resiko batu ginjal dalam jangka waktu panjang.

7 Indikator Air Yang Sehat

Air yang sehat harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
Air harus jernih atau tidak keruh. Kekeruhan pada air biasanya disebabkan oleh adanya butir-butir tanah liat yang sangat halus. Semakin keruh menunjukkan semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran yang terkandung di dalamnya.
Tidak berwarna. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain berbahaya bagi kesehatan, misalnya pada air rawa berwarna kuning , air buangan dari pabrik , selokan, air sumur yang tercemar dan lain-lain.
Rasanya tawar. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.Tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-bahan organik yang sedang didekomposisi (diuraikan) oleh mikroorganisme air.
Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5 . Air yang pHnya rendah akan terasa asam, sedangkan bila pHnya tinggi terasa pahit. Contoh air alam yang terasa asam adalah air gambut (rawa)
Tidak mengandug zat kimia beracun, misalnya arsen, timbal, nitrat, senyawa raksa, senyawa sulfida, senyawa fenolik, amoniak serta bahan radioaktif.
Kesadahannya rendah. Kesadahan air dapat diakibatkan oleh kandungan ion kalsium (Ca2+)dan magnesium (Mg2+) . Hal ini dapat dilihat bila sabun atau deterjen yang digunakan sukar berbusa dan di bagian dasar peralatan yang dipergunakan untuk merebus air terdapat kerak atau endapan. Air sadah dapat juga mengandung ion-ion Mangan (Mn2+)dan besi (Fe2+) yang memberikan rasa anyir pada air dan berbau, serta akan menimbulkan noda-noda kuning kecoklatanpada peralatan dan pakaian yang dicuci. Meskipun ion kalsium, ion magnesium, ion besi dan ion mangan diperlukan oleh tubuh kita. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion tersebut tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, dan hati. Tubuh kita hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit sedikit sekali. Kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi, mangan dan magnesium merupakan zat yang membantu kerja enzim, besi dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah.Batas kadar ion besi yang diizinkan terdapat di dalam air minum hanya sebesar 0,1 sampai 1 ppm ( ppm = part per million, 1ppm = 1 mgr/1liter). Untuk ion mangan ; 0,005 – 0,5 ppm, ion kalsium : 75 – 200 ppm dan 1on magnesium : 30 – 150 ppm.
Tidak boleh mengandung bakteri patogen seperti Escheria coli , yaitu bakteri yang biasa terdapat dalam tinja atau kotoran, serta bakteri-bakteri lain yang dapat menyebabkan penyakit usus dan limpa, yaitu kolera, typhus, paratyphus, dan hepatitis. Dengan memasak air terlebih dahulu hingga mendidih, bakteri tersebut akan mati.














sumber : http://klinikpengobatanalami.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Paling Sering Dibaca