Kenapa hari Jumat yang jadi hari besar umat Islam?
Ada beberapa alasan untuk menjawab pertanyaan di atas.
Namun, sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya dijelaskan juga. Yuk qita simak….
Ada beberapa alasan untuk menjawab pertanyaan di atas.
Namun, sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya dijelaskan juga. Yuk qita simak….
Dari Salamah dari Abu Hurairah ra. Nabi saw. bersabda:
Hari terbaik yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Sebab pada hari itu Allah Azza wa Jalla menciptakan Adam as., Dia memasukkan Adam ke surga, pada hari itu ia diturunkan ke bumi, dan pada hari itu terjadi kiamat serta pada hari itu terdapat satu masa dimana tidak seorangpun berdo’a kecuali Dia akan mengabulkan do’a itu. (HR. Muslim)
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata “Sesungguhnya dinamakan hari Jum’at dengan Jum’at dikarenakan kata jum’at itu merupakan musytaq (derivasi kata) dari al-Jam’u (himpunan atau kumpulan). Sesungguhnya umat Islam berkumpul pada hari Jum’at tiap minggu sekali di dalam suatu tempat yang sangat besar (masjid)…” Allah memerintahkan kaum mukminin untuk berkumpul dalam rangka beribadah kepada-Nya, Allah Ta’ala berfirman:
Hari terbaik yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Sebab pada hari itu Allah Azza wa Jalla menciptakan Adam as., Dia memasukkan Adam ke surga, pada hari itu ia diturunkan ke bumi, dan pada hari itu terjadi kiamat serta pada hari itu terdapat satu masa dimana tidak seorangpun berdo’a kecuali Dia akan mengabulkan do’a itu. (HR. Muslim)
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata “Sesungguhnya dinamakan hari Jum’at dengan Jum’at dikarenakan kata jum’at itu merupakan musytaq (derivasi kata) dari al-Jam’u (himpunan atau kumpulan). Sesungguhnya umat Islam berkumpul pada hari Jum’at tiap minggu sekali di dalam suatu tempat yang sangat besar (masjid)…” Allah memerintahkan kaum mukminin untuk berkumpul dalam rangka beribadah kepada-Nya, Allah Ta’ala berfirman:
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada
hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. (QS. Al-Jumu’ah: 9)
Ibnul Qayyim Al-Jauzi mengatakan: “Termasuk petunjuk Nabi, ialah
mengagungkan, memuliakan dan mengkhususkan hari agung ini dengan
berbagai macam bentuk ibadah…”. Dan dalam kitabnya Zadul Ma’ad, beliau
menghitung lebih dari 30 keistimewaan dari hari agung ini. Di antara
keistimewaan bagi hari Jum’at adalah:
• Hari Jum’at adalah hari raya yang selalu berulang. Maka dari itu
puasa pada hari Jum’at tanpa hari yang lain diharamkan, untuk membedakan
dengan kaum Yahudi dan Nasrani juga agar umat Islam mempergunakannya
dalam memperbanyak amal seperti shalat, doa dan yang lainnya.
• Hari Jum’at adalah yaumul mazid, yaitu hari saat Allah menampakkan
diri di hadapan kaum mukminin di surga nanti. Allah berfirman:
Mereka di dalam surga memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya”. (QS. Qaaf: 35)
‘tambahannya’ dalam ayat ini menurut Anas bin Malik adalah Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum’at.
‘tambahannya’ dalam ayat ini menurut Anas bin Malik adalah Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum’at.
• Pada hari ini terdapat waktu mustajab. Nabi, bersabda:
Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat suatu saat yang tidak ada seorang muslimpun yang melaksnakan shalat sambil meminta sesuatu kepada Allah kecuali dikabulkan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat suatu saat yang tidak ada seorang muslimpun yang melaksnakan shalat sambil meminta sesuatu kepada Allah kecuali dikabulkan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
• Keutamaan amal shalih di dalamnya. Nabi, bersabda:
Ada lima perkara, siapa saja yang melakukannya pada satu hari maka dia termasuk ahli surga; orang yang menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah, berpuasa, pergi ke shalat Jum’at dan memerdekakan seorang budak.
Yang dimaksud dengan puasa dalam hadits di atas adalah yang bertepatan pada hari Jum’at tanpa disengaja.
Ada lima perkara, siapa saja yang melakukannya pada satu hari maka dia termasuk ahli surga; orang yang menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah, berpuasa, pergi ke shalat Jum’at dan memerdekakan seorang budak.
Yang dimaksud dengan puasa dalam hadits di atas adalah yang bertepatan pada hari Jum’at tanpa disengaja.
• Hari terjadinya kiamat. Nabi, bersabda:
Tidak terjadi hari kiamat kecuali pada hari Jum’at. (HR. Muslim)
Tidak terjadi hari kiamat kecuali pada hari Jum’at. (HR. Muslim)
• Hari dihapusnya dosa-dosa. Dari Salman Al-Farisi beliau berkata: Nabi, bersabda:
Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baiknya, mengenakan minyak rambut sebaik mungkin atau memakai wewangian dengan sebaik-baiknya kemudian dia keluar (pergi ke masjid) dan tidak memisahkan dua orang (dengan melangkahi mereka), kemudian melakukan shalat yang telah ditentukan, lantas mendengarkan khutbah kecuali diampunkan dosanya antara hari itu dan Jum’at yang lain. (HR. Bukhari)
Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baiknya, mengenakan minyak rambut sebaik mungkin atau memakai wewangian dengan sebaik-baiknya kemudian dia keluar (pergi ke masjid) dan tidak memisahkan dua orang (dengan melangkahi mereka), kemudian melakukan shalat yang telah ditentukan, lantas mendengarkan khutbah kecuali diampunkan dosanya antara hari itu dan Jum’at yang lain. (HR. Bukhari)
• Orang yang pergi ke shalat Jum’at dengan berjalan kaki mendapatkan pahala besar. Nabi, bersabda:
Siapa saja yang mandi pada hari Jum’at dan pergi lebih awal menuju tempat Jum’at kemudian berjalan kaki tanpa kendaraan dan mendekat kepada imam lalu mendengarkan khutbah tanpa disertai dengan amalan sia-sia, maka dari setiap langkahnya dia mendapatkan amal satu tahun pahala puasa dan shalatnya. (HR. Abu Daud)
Siapa saja yang mandi pada hari Jum’at dan pergi lebih awal menuju tempat Jum’at kemudian berjalan kaki tanpa kendaraan dan mendekat kepada imam lalu mendengarkan khutbah tanpa disertai dengan amalan sia-sia, maka dari setiap langkahnya dia mendapatkan amal satu tahun pahala puasa dan shalatnya. (HR. Abu Daud)
• Dari Jum’at yang satu sampai Jum’at berikutnya adalah pelebur dosa
yang terjadi di antaranya ditambah tiga hari. Nabi, bersabda:
Siapa saja yang mandi lalu mendatangi shalat Jum’at. Kemudian shalat semampunya terus mendengarkan khutbah hingga selsesai lalu shalat bersama imam, maka diampunkan dosanya yang terjadi antara dua Jum’at ditambah tiga hari. (HR. Muslim)
Siapa saja yang mandi lalu mendatangi shalat Jum’at. Kemudian shalat semampunya terus mendengarkan khutbah hingga selsesai lalu shalat bersama imam, maka diampunkan dosanya yang terjadi antara dua Jum’at ditambah tiga hari. (HR. Muslim)
• Meninggal pada hari atau malam Jum’at termasuk tanda husnul khatimah. Nabi, bersabda:
Siapa saja yang meninggal pada hari atau malam Jum’at maka dia terpelihara dari fitnah kubur. (HR. Ahmad)
Siapa saja yang meninggal pada hari atau malam Jum’at maka dia terpelihara dari fitnah kubur. (HR. Ahmad)
• Sedekah pada hari Jum’at lebih baik daripada sedekah di hari
lainnya. Ibnul Qayyim berkata: “Sedekah di hari Jum’at dibanding dengan
sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan
dibandingkan sedekah di bulan-bulan selainnya. Saya telah menyaksikan
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah jika keluar menuju Jum’at beliau bawa apa
yang ada di rumahnya lalu beliau sedekahkan dalam perjalanannya menuju
masjid secara sembunyi-sembunyi”.
Disamping itu masih ada banyak lagi keutamaan dan keistimewaan lain bagi hari agung ini.
Memuliakan hari Jum’at dalam agama Islam tidak berdasarkan penalaran manusia belaka melainkan petunjuk langsung dari Allah melalui Nabi Muhammad saw. Selain itu, umat muslim juga menyadari bahwa penetapan hari yang dimuliakan akan berbeda untuk setiap umat dari Nabi yang membawa wahyu Allah. Yang terpenting adalah ketauhidan umat dari para Nabi tersebut. Firman Allah:
Disamping itu masih ada banyak lagi keutamaan dan keistimewaan lain bagi hari agung ini.
Memuliakan hari Jum’at dalam agama Islam tidak berdasarkan penalaran manusia belaka melainkan petunjuk langsung dari Allah melalui Nabi Muhammad saw. Selain itu, umat muslim juga menyadari bahwa penetapan hari yang dimuliakan akan berbeda untuk setiap umat dari Nabi yang membawa wahyu Allah. Yang terpenting adalah ketauhidan umat dari para Nabi tersebut. Firman Allah:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu”, maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada
pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). [QS. An-Nahl: 36]
Dikutip dari: tugas akhir mata kuliah SPAI psikologi UPI
sumber : http://zafiraelrahma.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar