Label

Minggu, 21 Juli 2013

Menyingkap Makna Lailatul Qodar, Tanda, Waktu dan Keutamaannya

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”.
(QS. Al Qadr: 1-5).

Pengertian Lailat Al Qadar

Lailat Al Qadar merupakan gabungan dari dua kata, kata lailatu dan kata Al Qadar, kata lailatu berarti malam, sedangkan Al Qadar berarti kemuliaan. Dalam memberikan makna Lailat Al Qadar, terdapat beberapa pendapat ulama beserta argumentasinya.

Pertama: Lailat Al Qadar berarti malam kemuliaan dan keutamaan (Lailat Asy Syaraf wa Al Fadhl). Disebut dengan malam kemuliaan dan keutamaan, karena pada malam itu diturunkan kitab suci Al Qur’an. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam kemuliaan”. (QS. Al Qadar, 1).

Asy Sya’bi menafsirkan ayat di atas dengan, “Kami memulai proses penurunan Al Qur’an pada malam Lailatulqadar”. Al Qur’an diturunkan dalam bentuk satu edisi sempurna pada malam Lailat Al Qadar dari Lauh Al Mahfuzh ke langit dunia, kemudian setelah itu diturunkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sesuai dengan berbagai peristiwa selama dua puluh tiga tahun.

Lafaz “Wa ma adraka” yang terdapat pada ayat kedua surat Al Qadar menunjukkan bahwa malam Al Qadar merupakan malam yang penuh berkah dan keagungan. sesuai dengan firman Allah SWT: “Ha Mim. Demi kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi”. (QS. Ad-Dukhan: 1-3).
Dari 10 lafaz “Wa ma adraka” yang terdapat dalam Al Qur’an, semuanya menunjukkan hal-hal yang agung.

Kedua: Lailat Al Qadar berarti malam perencanaan dan penetapan (Lailatu At Tadbir wa At Taqdir). Disebut demikian karena pada malam itu ditetapkan segala rencana yang akan terjadi untuk satu tahun mendatang, seperti rezeki, untung baik dan buruk, hidup dan mati, turunnya hujan, bahkan seseorang yang akan berangkat haji pun dituliskan pada malam itu, semuanya dituliskan di Lauh al Mahfuzh. Ini sesuai dengan firman Allah SWT:“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”. (QS. Ad-Dukhan: 4). Kata “Kullu amrin hakim” (Segala urusan yang penuh hikmah) ditafsirkan dengan segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti hidup, mati, rezeki, untung baik dan untung buruk.

Ketiga: Lailat Al Qadar disebut juga dengan malam yang sempit, karena pada malam itu bumi dipenuhi oleh para malaikat. Sesuai dengan firman Allah SWT: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”. (QS. Al Qadar: 5).

Makna 1000 Bulan

Terdapat beberapa pendapat ulama seputar makna ayat : “Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1000 bulan”. (QS. Al Qadar: 2).

Pertama: makna 1000 bulan dipahami sesuai dengan teks, yaitu benar-benar 1000 bulan. Pendapat ini berdasarkan sebuah hadis yang menyebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW menyebutkan kisah empat orang Bani Israil –Ayyub, Zakariya, Hezkiel dan Yosua bin Nun- yang menyembah Allah SWT selama 80 tahun, tidak pernah sekedip matapun mereka berbuat maksiat kepada Allah SWT. Lantas para sahabat Rasulullah SAW merasa kagum dengan kisah tersebut. Kemudian Malaikat Jibril datang dan berkata, “Wahai Muhammad, ummatmu kagum dengan mereka yang menyembah Allah SWT selama 80 tahun, sedangkan Allah SWT telah menurunkan kepadamu sesuatu yang lebih baik dari itu”, kemudian Malaikat Jibril membaca surat Al Qadar dan berkata, “Ini lebih mengagumkan bagi engkau dan ummatmu”. Hal itu membuat Rasulullah SAW merasa bahagia.

Argumentasi lain yang mendukungi pendapat ini, pada umat-umat terdahulu, seseorang baru akan dikatakan sebagai seorang ‘Abid (ahli ibada) bila ia telah menyembah dan berbakti kepada Allah SWT selama 1000 tahun. Karena usia umat Nabi Muhammad SAW yang relatif singkat, maka Allah SWT memberikan keutamaan ibadah 1000 tahun tersebut.

Kedua: nilai 1000 adalah sebuah kiasan yang berarti banyak. Jumlah bilangan 1000 selalu digunakan bangsa Arab masa lalu untuk menunjukkan sesuatu yang banyak, seperti yang terdapat dalam ayat: “Salah seorang di antara mereka ingin agar usianya dipanjangkan hingga 1000 tahun”. (QS. Al Baqarah: 96).


Tanda-tanda Lailat Al Qadar

Terdapat beberapa hadis yang menjelaskan tanda-tanda Lailat Al Qadar, di antaranya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al Baihaqi dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit: “Di antara tanda Lailat Al Qadar, suatu malam yang cerah, bersih, tenang, tidak panas dan tidak pula dingin, seakan-akan terdapat bulan yang bersinar, tidak satu bintangpun terbit hingga subuh”.

Terdapat juga beberapa hadis seirama, disebutkan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, walaupun hadis-hadis tersebut tidak sampai ke derajat hadis shahih: “Sesunggunya tanda Lailat Al Qadar adalah, suatu malam yang bersih, cerah, seakan-akan terdapat bulan purnama yang bersinar, malam yang tenang dan teduh, tidak dingin dan tidak pula panas, bintang-bintang tidak terbit muncul hingga subuh”.

Dalam hadis lain disebutkan: “Tanda Lailat Al Qadar, matahari terbit di pagi harinya dalam keadaan normal, tidak terdapat cahaya padanya, seperti bulan di malam purnama, syetan tidak diperkenankan keluar pada malam itu”.

Imam Ibnu Katsir memberikan komentar terhadap dua hadis di atas, meskipun keduanya hadis hasan ditinjau dari sanadnya, akan tetapi pada matan (teks)nya terhadap gharabah (keanehan) dan sebagian lafaznya terdapat nakarah (sesuatu yang diingkari).

Terdapat juga sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud Ath-Thayalisi yang beliau riwayatkan dari Zam’ah dari Salamah bin Wahram dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah SAW bersabda tentang Lailat Al Qadar: “Suatu malam yang teduh dan cerah, tidak panas dan tidak pula dingin, pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya lemah memerah”.

Waktu Terjadinya Lailatulqadar.

Dalam masalah ini terdapat beberapa pendapat ulama:

Pertama: Lailat Al Qadar terjadi pada malam-malam ganjil di bulan Ramadhan.

Kedua: Abdullah bin Az-Zubair berpendapat bahwa Lailat Al Qadar terjadi pada malam 17 Ramadhan, berdasarkan ayat: “…dan apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan”. (QS. Al Anfal: 41).

Al Furqan adalah pemisah antara yang hak dan yang batil. Hari jelasnya kemenangan orang-orang Islam dan kekalahan orang-orang kafir. Hari bertemunya dua pasukan besar di perang Badar pada hari Jumat tanggal 17 Ramadhan tahun ke II Hijrah.

Ketiga: Lailat Al Qadar jatuh pada malam-malam 10 terakhir Ramadhan, berdasarkan hadis: “Ziyad bercerita kepadaku dari Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ‘Carilah Lailatulqadar pada malam-malam 10 terakhir Ramadhan”.

Keempat: Lailat Al Qadar terjadi pada malam 27 Ramadhan, berdasarkan beberapa hadis yang mengisyaratkan hal itu.

Demikianlah beberapa pendapat ulama seputar masalah waktu terjadinya Lailat Al Qadar, bila diteliti lebih rinci, semuanya berjumlah 13 pendapat sebagaimana yang disebutkan Imam Ibnu Al ‘Araby dalam Ahkam Al Qur’an.

Rahasinya Tersembunyinya Lailat Al Qadar.
Ibnu Mas’ud pernah ditanya tentang waktu terjadinya Lailat Al Qadar, beliau menjawab: “Siapa yang melaksanakan Qiyamullail selama setahun, maka ia pasti mendapatkan Lailatulqadar”. Inti dari jawaban Ibnu Mas’ud di atas agar manusia giat melaksanakan ibadah, khususnya Qiyamullail.

Di balik tersembunyinya sesuatu terdapat banyak hikmah yang amat besar. Allah SWT menyembunyikan ridha-nya, agar manusia lebih berusaha mencapai ketaatan. Allah SWT menyembunyikan murka-Nya, agar manusia berusaha menghindari segala larangan-Nya. Allah SWT menyembunyikan para wali-Nya, agar manusia memuliakan semua ulama. Allah SWT menyembunyikan terkabulnya doa, agar manusia terus berusaha mencapai doa yang mustajab. Allah SWT menyembunyikan nama-Nya yang teragung, agar manusia mengagungkan semua Asma’ Al Husna. Allah SWT menyembunyikan makna Shalat Wushtha, agar manusia menjaga waktu-waktu shalat. Allah SWT menyembunyikan diterimanya taubat, agar manusia terus berusaha menggapai taubat Nashuha. Disembunyikan waktu ajal tiba, agar manusia takut dan beramal shaleh. Maka demikian juga, disembunyikan Lailatulqadar, agar umat Islam berusaha mencarinya dengan menghidupkan malam-malam Ramadhan.

Ketika umat Islam berbondong-bondong melaksanakan ibadah dan Qiyamullail demi mencari sesuatu yang tidak dijelaskan Allah SWT waktu terjadinya, maka ketika itu Allah SWT membanggakan manusia di hadapan para malaikat, “Wahai para malaikat, dulu kamu mengatakan bahwa mereka akan berbuat kerusakan di muka bumi dan akan saling menumpahkan darah. Lihatlah kesungguhan mereka mencari sesuatu yang belum Aku jelaskan. Lantas bagaimanakah kesungguhan mereka andai Lailatulqadar itu Aku jelaskan waktu terjadinya?”



7 KEUTAMAAN MALAM LAILATUL QADAR


Lailatul Qadar mempunyai beberapa keutamaan. Tujuh di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Lailatul Qadar adalah Malam Nuzulul Qur’an
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْر

“Kami telah menurunkan Al Qur’an ini pada malam ‘Lailatul Qadar’.” (QS Al Qadr: 1).

2. Ibadah pada Lailatul Qadar Lebih Baik dari 1000 Bulan
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْر

“Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan.” (Al Qadr: 3).

Menurut DR. Ahmad Zain An Najah, para ulama berbeda pendapat tentang maksud ayat di atas, akan tetapi mayoritas ulama mengatakan bahwa amalan pada malam hari itu lebih baik dari amalan seribu malam yang tidak terdapat di dalamnya Lailatul Qadar.

3. Para Malaikat dan Jibril Turun untuk Mengatur Segala Urusan
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (A Qadar: 4).

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إنها ليلة سابعة، أو تاسعة وعشرين، وإن الملائكة تلك الليلة في الأرض أكثر من عدد الحصى‏

“Sesungguhnya Lailatul Qadar itu akan turun pada malam 27 atau 29, dan sesungguhnya malaikat yang ada di muka bumi pada malam itu lebih banyak dari pada jumlah kerikil.” (HR Ibnu Khuzaimah, hasan).

4. Lailatul Qadar adalah Malam Kesejahteraan

Para malaikat pun memberikan salam kepada kaum Mukminin mereka sampai terbit fajar.
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al Qadar: 5).

5. Lailatul Qadar adalah Malam yang Penuh Berkah
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ

“Kami telah menurunkan Al-Qur’an ini pada malam yang penuh berkah.” (QS Ad Dukhan: 2).

6. Lailatul Qadar adalah Malam Penetapan Takdir Seluruh Makhluk dalam Setahun
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Pada malam itu ditetapkan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS Ad Dukhan: 3).

7. Diampuni Dosa Masa Lalu bagi Yang Beribadah pada Lailatul Qadar dengan Ikhlas dan Iman

Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَاًبا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang bangun (untuk beribadah) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan keikhlasan, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR Bukhari dan Muslim)





































sumber : http://sayyidulayyaam.blogspot.com/

             http://priyayimuslim.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Paling Sering Dibaca