PERANG SALIB (1095 – 1291 M)
Sebab-sebab Terjadinya Perang Salib
Sejumlah ekspedisi militer yang dilancarkan oleh pihak Kristen 
terhadap.kekuatan muslim dalam periode 1096 – 2073 M. dikenal sebagai 
perang salib. Hal ini disebabkan karena adanya dugaan bahwa pihak 
Kristen dalam melancarkan serangan tersebut didorong oleh motivasi 
keagamaan, selain itu mereka menggunakan simbol salib. Namun jika 
dicermati lebih mehdalam akan terlihat adanya beberapa kepentingan 
individu yang turut mewarnai perang salib ini. Berikut ini adalah 
beberapa penyebab yang turut melatarbelakangi terjadinya perang salib.
Gambar diambil dari: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/31/Map_of_First_Crusade_-_Roads_of_main_armies-fi.png
Pertama, bahwa perang salib merupakan puncak dari sejumlah konflik 
antara negeri barat dan negeri timur, jelasnya antara pihak Kristen dan 
pihak muslim. Perkembangan dan kemajuan ummat muslim yang sangat pesat, 
pada akhir-akhir ini, menimbulkan kecemasan tokoh-tokoh barat Kristen. 
Terdorong oleh kecemasan ini, maka mereka melancarkan serangan terhadap 
kekuatan muslim.
Kedua, munculnya kekuatan Bani Saljuk yang berhasil merebut Asia 
Kecil setelah mengalahkan pasukan Bizantium di Manzikart tahun 1071, dan
 selanjutnya Saljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan dinasti Fatimiyah 
tahun 1078 M. Kekuasaan Saljuk di Asia Kecil dan yerusalem dianggap 
sebagai halangan bagi pihak Kristen barat untuk melaksanakan haji ke 
Bait al-Maqdis. padahal yang terjadi adalah bahwa pihak Kristen bebas 
saja melaksanakan haji secara berbondong-bondong. pihak Kristen 
menyebarkan desas-desus perlakuan kejam Turki Saljuk terhadap jemaah 
haji Kristen. Desas-desus ini membakar amarah umat Kristen-Eropa.
Ketiga, bahwa semenjak abad ke sepuluh pasukan muslim menjadi 
penguasa jalur perdagangan di lautan tengah. Para pedagang Pisa, 
Vinesia, dan Cenoa merasa terganggu atas kehadiran pasukan lslam sebagai
 penguasa jalur perdagangan di laut tengah ini. Satu-satunya jalan untuk
 memperluas dan memperlancar perdagangan mereka adalah dengan mendesak 
kekuatan muslim dari lautan ini”
Keernpat, propaganda Alexius Comnenus kepada )aus Urbanus ll. Untuk 
membalas kekalahannya dalam peperangan melawan pasukan Saljuk. Bahwa 
paus merupakan sumber otoritas tertinggi di barat yang didengar dan 
ditaati propagandanya. Paus Urbanus II segera rnengumpulkan tokoh-tokoh 
Kristen pada 26 November 1095 di Clermont, sebelah tenggara Perancis. 
Dalam pidatonya di Clermont sang Paus memerintahkan kepada pengikut 
kristen agar mengangkat senjata melawan pasukan musim.
Tujuan utama Paus saat itu adalah memperluas pengaruhnya sehingga 
gereja-gereja Romawi akan bernaung di bawah otoritasnya. Dalam 
propagandanya, sang Paus Urbanus ll menjanjikan ampunan atas segala dosa
 bagi mereka yang bersedia bergabung dalam peperangan ini. Maka isu 
persatuan umat Kristen segera bergema menyatukan negeri-negeri Kristen 
memenuhi seruan sang Paus ini. Dalam waktu yang singkat sekitar 150.000 
pasukan Kristen berbondong-bondong memenuhi seruangsang Paus, mereka 
berkumpul di Konstantinopel. Sebagian besar pasukan ini adalah bangsa 
Perancis dan bangsa Normandia.
Jalannya Peperangan
Perang salib yang berlangsung dalam kurun waktu hampir dua abad, 
yakni antara tahun 1095 – 1291 M., terjadi dalam serangkaian peperangan.
Diambil dari: http://www.hist.umn.edu/courses/hist3613/calendar/1stCrusade/images/First%20Crusade%20Map.jpg
Perang Salib 1
Pada tahun 490 H/1096 M. sebuah pasukan salib yang dipimpin oleh 
komandan Walter dapat ditundukkan oleh kekuatan Kristen Bulgaria. 
Kemudian Peter yang mengkomandoi kelompok kedua pasukan salib bergerak 
melalui Hungaria dan Bulgaria. Pasukan ini berhasil menghancurkan setiap
 kekuatan yang menghalanginya. Seorang sultan negeri Nice berhasil 
menghadapinya bahkan sebagian pimpinan salib berkenan memeluk lslam dan 
sebagian pasukan mereka terbunuh dalam peperangan ini.
Setahun kemudian yakni pada tahun 491 H/1097 M. pasukan Kristen di 
bawah komandan Coldfrey bergerak dari Konstantinopel menyeberangi selat 
Bosporus dan berhasil menaklukkan Antioch (Antakia) setelah mengepungnya
 selama 9 bulan. Pada pengepungan ini pasukan salib melakukan 
pembantaian secara kejam tanpa prikemanusiaan.
Setelah berhasil menundukkan Antioch, pasukan salib bergerak ke 
Ma’arrat al-Nu’ man, sebuah kota termegah di Syria. Di kota ini pasukan 
Salib juga melakukan pembantaian ribuan orang. Pasukan salib selanjutnya
 menuju ke Yerusalem dan dapat menaklukkannya dengan mudah. Ribuan jiwa 
muslirn menjadi kurban pembantaian dalam penaklukan kota Yerusalern ini.
 “Tumpukan kepala, tangan dan kaki terdapat disegala penjuru jalan dan 
sudur kota”. Sejarah telah menyaksikan sebuah tragedi manusia yang 
memilukan. Goldfrey selanjutnya menjabat sebagai penguasa atas negeri 
Yerusalem. Ia adalah penguasa yang cakap, dan komandan yang bersemangat 
dan agresif.
Pada tahun 503 H/1109 M., pasukan salib menaklukkan Tripoli. Mereka 
selain membantai masyarakat Tripoli juga membakar perpustakaan, 
perguruan dan sarana industri hingga menjadi abu.
Selama terjadi penyerangan di atas, kesultanan Saljuk sedang dalam 
kemunduran. Perselisihan antara sultan-sultan Saljuk memudahkan pasukan 
salib merebut wilayah-wilayah kekuasaan islam. Dalam kondisi seperti ini
 muncullah seorang sultan Damaskus yang bernama Muhammad yang berusaha 
mengabaikan konflik internal dan menggalang kesatuan dan kekuatan Saljuk
 untuk mengusir pasukan salib. Baldwin, penguasa Yerusalem pengganti 
Goldfrey, dapat dikalahkan oleh pasukan Saljuk ketika ia sedang 
menyerang kota Damaskus. Baldwin segera dapat merebut kembali 
wilayah-wilayah yang lepas setelah datang bantuan pasukan dari Eropa.
Sepeninggal Sultan Mahmud, tampillah seorang perwira muslirn yang 
cakap dan gagah pemberani. Ia adalah Imaduddin Zangki, seorang anak dari
 pejabattinggi Sultan Malik Syah. Atas kecakapannya, ia menerima 
kepercayaan berkuasa atas kota Wasit dari Sultan Mahmud. Belakangan 
penguasa Mosul dan Mesopotamia juga berlindung kepadanya. la menerima 
gelar Attabek dari khalifah di Bagdad. Ia telah mencurahkan kemampuannya
 dalam upaya mengembalikan kekuatan pemerintahan Saljuk dan menyusun 
kekuatan militer, sebelum ia mengabdikan diri di kancah peperangan 
salib.
Masyarakat Aleppo dan Hammah yang menderita di bawah kekuasaan 
pasukan salib berhasil diselamatkan oleh Imaduddin Zangki setelah 
berhasil mengalahkan pasukan salib. Tahun berikutnya ia juga berhasil 
mengusir pasukan salib dari al- Asyarib. Satu-persatu Zangki meraih 
kemenangan atas pasukan salib, hingga ia merebut wilayah Edessa pada 
tahun 539 H/1144 M. Dalam pada itu, bangsa Romawi menjalin kekuatan 
gabungan dengan pasukan Perancis menyerang Buzza. Mereka menangkap dan 
membunuh perernpuan dan anak-anak yang tidak berdosa. Dari sini mereka 
melancarkan serangan ke Caesarea. Penguasa negeri ini yakni Abu Asakir 
nneminta bantuan pasukan Imaduddin Zangki. Zangki segera mengerahkan 
pasukannya dan ia berhasil mengusir kekuatan Perancis dan Romawi secara 
memalukan. Wilayah perbatasan di Akra berhasil digrebek hingga menyerah,
 demikian pula kota Balbek segera ditaklukkan, untuk selanjutnya 
pendudukan kota Balbek ini dipercayakan kepada komandan Najamuddin, ayah
 Salahuddin.
Penaklukan Edesa merupakan keberhasilan Zangki yang terhebat. Oleh 
umat Kristen Edessa merupakan kota yang termulya, karenanya kota ini 
dijadikan sebagai pusat kepuasan. Dalam penaklukan Edessa, Zangki tidak 
berlaku kejam terhadap penduduk sebagaimana tindakan pasukan salib. 
Tidak seorang pun merasakan tajamnya mata pedang Zangki, kecuali pasukan
 salib yang sedang bertempur yang sebagian besar adalah pasukan 
Perancis.
Dalam perjalanan penaklukan Kalat Jabir, Zangki terbunuh oleh 
tentaranya sendiri. Selama ini Zangki adalah seorang patriot sejati yang
 telah berjuang demi membela tanah airnya. Baginya, “pelana kuda lebih 
nyaman dan lebih dicintainya dari pada kasur sutra, dan juga suara 
hiruk-pikuk di medan peperangan terdengar lebih merdu dan lebih 
dicintainya daripada alunan musik”.
Kepemimpinan Imaduddin Zangki digantikan oleh putranya yang bernama 
Nuruddin Mahmud. Ia bukan hanya seorang prajurit yang cakap, sekaligus 
juga ahli hukum, dan juga seorang ilmuan. Pada saat itu umat Kristen 
Edessa dengan bantuan pasukan Perancis herhasil mengalah pasukan muslim 
yang bertugas di kota ini dan sekal i gus membanta i nya. N uruddi n 
segera mengerahkan pasukannya ke Edessa dan berhasil merebutnya kembali 
Sejumlah pasukan Edessa dan para pengkhianat dihukum dengan mata pedang,
 sedangkan bangsa Armenia yang bersekutu dengan pasukan salib diusir ke 
luar negeri Edesa.
Perang Salib 2
Dengan jatuhnya kembali kota Edesa oleh pasukan muslim, tokoh-tokoh 
Kristen Eropa dilanda rasa cemas. St Bernard segera menyerukan kembali 
perang salib melawan kekuatan muslim. Seruan tersebut membuka gerakan 
perang salib kedua dalam sejarah Eropa. Beberapa penguasa Eropa 
menanggapi poiitif seruan perang suci ini. Kaisar jerman yang bernama 
Conrad III, dan kaisar perancis yang bernama Louis VII segera 
mengerahkan pasukannya keAsia. Namun kedua paiukan ini iapat dihancurkan
 ketika sedang dalam perjalanan menuju Syiria. Dengan sejumlah pasukan 
yang tersisa mereka berusaha mencapai Antioch, dan dari sisi mereka 
menuju ke Damaskus.
Pengepungan Damaskus telah berlangsung beberapa hari, ketika Nuruddin
 tiba di kota ini. Karena terdesak oleh pasukan Nuruddin, pasukan salib 
segera melarikan diri ke Palestina, sementara Conrad III dan Louis VII 
kembali ke Eropa dengan tangan hampa. Dengan demikian beiakhirlah babak 
ke dua perang salib.
Nuruddin segera rnulai memainkan peran baru sebagai sang penakluk. 
Tidak lama setelah mengalahkan pasukan salib, ia berhasil rnenduduki 
benteng Xareirna, merebut wilayah perbatasan Apamea pada tahun 544 
H/1149 M., dan kota Joscelin. Pendek kata, kota-kota penting pasukan 
salib berhasil dikuasainya. la segera menyambut baik permohonan 
masyarakat Damaskus dalam perjuangan melawan penguasa Damaskus yang 
menindas. Keberhasilan Nuruddin menaklukkan koia damaskus membuat sang 
khalifah di Bagdad brerkenan rnemberinya gelar kehormatan “al-Malik al- 
’Adil”.
Ketika itu Mesir sedang dilanda perselisihan intern dinasti 
Fatimiyah. Shawar, seorang perdana menteri Fatimiyah., dilepaskan dari 
jabatannya oleh gerakan rahasia. Nuruddin mengirimkan pasukannya di 
bawah pimpinan komandan Syirkuh. Namun ternyata Shawar justru memerangi 
Syirkuh berkat bantuan pasukan perancis hingga berhasil rnenduduki 
Mesir.
Pada tahun 563 H/1167 M. Syirkuh berusaha datang kembali ke Mesir. 
Shawar pun segera rneminta bantuan raja Yerusalem yang bernama Amauri. 
Gabungan pasukan Shawar dan Amauri ditaklukkan secara mutlak oleh 
pasukan Syirkuh dalam peperangan di Balbain. Antara mereka terjadi 
perundingan yang melahirkan beberapa kesepakatan: bahwa Syirkuh bersedia
 kembali ke Damaskus dengan imbalan 50.000 keping emas, Amauri harus 
menarik pasukannya dari Mesir. Namun Amauri tidak bersedia meninggalkan 
Kairo, sehingga perjanjian tersebut batal secara otomatis. Bahkan mereka
 menindas rakyat.
Atas permintaan khalifah Mesir Syirkuh diperintahkan oleh Nuruddin 
agar segera menuju ke Mesir. Masyarakat Mesir dan sang khalifah 
menyambut hangat kedatangan Syirkuh dan pasukannya, dan akhirnya Syirkuh
 ditunjuk sebagai perdana menteri. Dua bulan sesudah penundukan ini, 
Syirkuh meninggal dunia, kedudukannya digantikan oleh kemenakannya yang 
bernama Salahuddin. Ketika kondisi politik dinasti Fatimiyah semakin 
melemah, Salahuddin al-Ayyubi segera memulihkan otoritas Khalifah 
Abbasiyah di Mesir, dan setelah dinasti Fatimiyah hancur Salahuddin 
menjadi penguasa Mesir (570-590 H/1174-1193 M).
Salahuddin, putra Najamuddin Ayyub, lahir di Takrit pada tahun 432 
H/1137 M. Ayahnya adalah pejabat kepercayaan pada masa lmaduddin Zangki 
dan masa Nuruddin. Salahuddin adalah seorang letnan pada masa Nuruddin, 
dan telah berhasil mengkonsolidasikan masyarakat Mesir, Nubia, Hijaz dan
 Yaman.
Sultan Malik Syah yang menggantikan Nuruddin adalah raja yang masih 
berusia belia, sehingga amir-amirnya saling berebut pengaruh yang 
menyebabkan timbulnya krisis poiitik internal. Kondisi demikian ini 
memudahkan bagi pasukan salib untuk menyerang Damaskus dan 
menundukkannya. Setelah beberapa lama tampillah Salahuddin berjuang 
mengamankan Damaskus dari pendudukan pasukan salib.
Lantaran hasutan Gumusytag, sang sultan belia Malik Syah menaruh 
kemarahan terhadap sikap Salahuddin ini sehingga menimbulkan konflik 
antara keduanya. Sultan Malik Syah menghasut masyarakat Alleppo 
berperang melawan Salahuddin. Kekuatan Malik Syah di Alleppo dikalahkan 
oleh pasukan Salahuddin. Merasa.tidak ada pilihan lain, Sultan Malik 
Syah rneminta bantuan pasukan salib. Semenjak kemenangan melawan pasukan
 salib di Aleppo ini, terbukalah jalan lernpang bagi tugas dan 
perjuangan Salahuddin di masa-masa mendatang hingga ia berhasil mencapai
 kedudukan sultan. Semenjak tahun 575H/1182M, kesultanan Saljuk di pusat
 mengakui kedudukan Salahuddin sebagai sultan atas seluruh wilayah Asia 
Barat.
Sementara itu Baldwin III menggantikan kedudukan ayahnya, Amaury. 
Baldwin III mengkhianati perjanjian genjatan senjata antara kekuatan 
muslim dengan pasukan Salib-Kristen. Bahkan pada tahun 582H/11 86 M. 
Penguasa wilayah Kara yang bernama Reginald mengadakan penyerbuan 
terhadap kabilah muslim yang sedang melintasi benteng pertahanannya. 
Salahuddin segera mengerahkan pasukannya di bawah pimpinan Ali untuk 
mengepung Kara dan selanjutnya menuju Galilee untuk menghadapi pasukan 
Perancis. Pada tanggal 3 Juli 1187 M. kedua pasukan bertempur di daerah 
Hittin, di mana pihak pasukan Kristen mengalami kekalahan. Ribuan 
pasukan mereka terbunuh, sedang tokoh-tokoh militer mereka ditawan. 
Sultan Salahuddin selanjutnya merebut benteng pertahanan Tiberia. Kota 
Acre, Naplus, Jericho, Ramla, Caesarea, Asrul Jaffra, Beyrut, dan 
sejumlah kota-kota lainnya satu persatu jatuh dalanr kekuasaan Sultan 
Salahuddin.
Selanjutnya Salahudin memusatkan perhatiannya untuk menyerang 
Yerusalem, di mana ribuan rakyat muslim dibantai oleh pasukan 
Salib-Kristen. Setelah mendekati kota ini, Salahuddin segera 
menyampaikan perintah agar seluruh pasukan Salib-Kristen Yerusalem 
menyerah. Perintah tersebut sama sekali tidak dihiraukan, sehingga 
Salahuddin bersumpah untuk membalas dendam atas pembantaian ribuan warga
 muslim. Setelah beberapa larna terjadi pengepungan, pasukan salib 
kehilangan semangat tempurnya dan memohon kemurahan hati sang sultan. 
Jiwa sang sultan terlalu lembut dan penyayang untuk melaksanakan sumpah 
dan dendamnya, sehingga ia pun memaafkan mereka. Bangsa Romawi dan warga
 Syria-Kristen diberi hidup dan diizinkan tinggal di Yerusalem dengan 
hak-hak warga negara secara penuh. Bangsa Perancis dan bangsa-bangsa 
Latin diberi hak meninggalkan Palestina dengan membayar uang tebusan 10 
dinar setiap orang dewasa, dan 1 dinar untuk setiap anak-anak. Jika 
tidak bersedia mereka dijadikan sebagai budak. Namun peraturan seperti 
ini tidak diterapkan oleh sang sultan secara kaku. Salahuddin berkenan 
melepaskan ribuan tawanan tanpa tebusan sepeser pun, bahkan ia 
mengeluarkan hartanya sendiri untuk menrbantu menebus sejumlah tawanan. 
Salahuddin juga membagi-bagikan sedekah kepada ribuan masyarakat Kristen
 yang miskin dan lemah sebagai bekal perjalanan mereka pulang. Ia 
menyadari betapa pasukan Salib-Kristen telah membantai ribuan 
rnasyarakat muslim yang tidak berdosa, namun suara hatinya yang lembut 
tidak tega untuk melampiaskan dendam terhadap pasukan Kristen.
Pada sisi lainnya Salahuddin juga membina ikatan persaudaraan antara 
warga Kristen dengan warga muslim, dengan memberikan hak-hak warga 
Kristen sama persis dengan hak-hak warga muslim di Yerusalem. Sikap 
Salahuddin demikian ini membuat umat Kristen di negeri-negeri lain ingin
 sekali tinggal di wilayah kekuasaan sang sultan ini. “sejumlah warga 
Kristen yang meninggalkan Yerusalem menuju Antioch ditolak dan bahkan 
dicaci maki oleh raja Bahemond. Mereka lalu menuju ke negeri Arab di 
mana kedatangan mereka disambut dengan baik”, kata Mill. Perlakuan baik 
pasukan muslim terhadap umat Kristen ini sungguh tidak ada bandingannya 
sepanjang sejarah dunia. Padahal sebelumnya, pasukan Salib-Kristen telah
 berbuat kejam, menyiksa dan menyakiti warga muslim.
Perang Salib 3
Jatuhnya Yerusalem dalam kekuasaan Salahuddin menimbulkan 
keprihatinan besar kalangan tokoh-tokoh Kristen. Seluruh penguasa negeri
 Kristen di Eropa berusaha menggerakkan pasukan salib lagi. Ribuan 
pasukan Kristen berbondong-bondong menuju Tyre untuk berjuang 
mengembalikan prestis kekuatan mereka yang telah hilang. Menyambut 
seruan kalangan gereja, maka kaisar Jerman yang bernama Frederick 
Barbarosa, Philip August, kaisar Perancis yang bernama Richard, beberapa
 pembesar kristen rnembentuk gabungan pasukan salib. Dalam hal ini 
seorang ahli sejarah menyatakan bahwa Perancis mengerahkan seluruh 
pasukannya baik pasukan darat maupun pasukan lar.rtnya. Bahkan 
wanita-wanita Kristen turut ambil bagian dalam peperangan ini. Setelah 
seluruh kekuatan salib berkumpul di Tyre, mereka segera bergerak 
mengepung Acre.
Salahuddin segera menyusun strategi untuk menghadapi pasukan salib. 
Ia menetapkan strategi bertahan di dalam negeri dengan mengabaikan saran
 para Amir untuk melakukan pertahanan di luar wilayah Acre. ”Demikianlah
 Salahuddin mengambil sikap yang kurang tepat dengan memutuskan 
pandangannya sendiri’” ungkap salah seorang ahli sejarah. Jadi 
Salahuddin mestilah berperang untuk menyelamatkan wilayahnya setelah 
pasukan Perancis tiba di Acre.
Pada tanggal 14 September 1189 M. Salahuddin terdesak oleh pasukan 
salib, namun kemenakannya yang bernama Taqiyuddin berhasil mengusir 
pasukan salib dari posisinya dan mengembalikan hubungan dengan Acre. 
Dalam hal ini Ibn al-Athir menyatakan, “pasukan muslim mesti melanjutkan
 peperangan hingga malam hari sehingga mereka berhasil mencapai sasaran 
penyerangan. Namun setelah mendesak separuh kekuatan Perancis, pasukan 
muslim kembali dilemahkan pada hari berikutnya.
Kota Acre kembali terkepung selama hampir dua tahun. Sekalipun 
pasukan rnuslim menghadapi situasi yang serba sulit selama pengepungan 
ini, namun mereka tidak patah semangat. Segala upaya pertahanan pasukan 
muslim semakin tidak membawa hasil, bahkan mereka merasa frustasi ketika
 Richard dan Philip August tiba dengan kekuatan pasukan salib yang maha 
besar. Sultan Salahuddin merasa kepayahan menghadapi peperangan ini, 
sementara itu pasukan muslim dilanda wabah penyakit dan kelaparan. 
Masytub, seorang komandan Salauhuddin akhirnya mengajukan tawaran damai 
dengan kesediaan atas beberapa persyaratan sebagaimana yang pernah 
diberikan kepada pasukan Kristen sewaktu penaklukan Yerusalem dahulu. 
Namun sang raja yang tidak mengenal balas budi ini sedikit pun tidak 
memberi belas kasih terhadap ummat muslim. la membantai pasukan muslirn 
secara kejam.
Setelah berhasil menundukkan Acre, pasukan salib bergerak menuju 
Ascalon dipimpin oleh Jenderal Richard. Bersamaan dengan itu Salahuddin 
sedang mengarahkan operasi pasukannya dan tiba d i fucalon I e6l h awil.
 Ketika tiba di Ascalon, Richard mendapatkan kota ini telah dikuasai 
oleh pasukan Salahuddin. Merasa tidak berdaya mengepung kota ini, 
Richard mengirimkan delegasi perdamaian menghadap Salahuddin. Setelah 
berlangsung perdebatan yang kritis, akhirnya sang sultan bersedia 
menerirna tawaran damai tersebut. ”Antar pihak Muslim dan pihak pasukan 
salib menyatakan bahwa wilayah kedua belah pihak saling tidak rnenyerang
 dan menjamin keamanan masing-masing, dan bahwa warga negara kedua belah
 pihak dapat saling keluar masuk ke wilayah lainnya tanpa, gangguan apa 
pun”. Jadi perjanjian damai yang menghasilkan kesepakatan di atas 
mengakhiri perang salib ke tiga.
Setelah keberangkatan Jenderal Richard, Salahuddin masih tetap 
tinggal di Yerusalem dalam beberapa lama. Ia kemudian kembali ke 
Damaskus untuk menghabiskan sisa hidupnya. Perjalanan panjang yang 
meletihkan ini mengganggu kesehatan sultan dan akhirnya ia meninggal 
enam bulan setelah tercapai perdamaian, yakni pada tahun 1193 M. Seorang
 penulis berkata, “Hari kematian Salahuddin merupakan musibah bagi islam
 dan ummat lslam, sungguh tidak ada duka yang melanda mereka setelah 
kematian empat khalifah pertarna yang melebihi duka atas kematian Sultan
 Salahuddin”.
Salahuddin bukan hanya seorang Prajurit, ia juga seorang yang mahir 
dalam bidang pendidikan dan pengetahuan. Berbagai penulis berkarya di 
istananya” Penulis yang ternama di antara mereka adalah Imaduddin, 
sedang hakim yang termasyhur adalah al-Hakkari. Sultan Salahuddin 
mendirikan berbagai lembaga pendidikan seperti madrasah, perguruan, dan 
juga mendirikan sejumiah rumah sakit di wilayah kekuasaannya.
Perang Salib 4
Dua tahun setelah kematian Salahuddin berkobar perang salib keempat 
atas inisiatif Paus Celestine III. Namun sesungguhnya peperangan antara 
pasukan muslim dengan pasukan Kristen telah berakhir dengan usianya 
perang salib ketiga. Sehingga peperangan berikutnya tidak banyak 
dikenal. Pada tahun 1195 M. pasukan salib menundukkan Sicilia, kemudian 
terjadi dua kali penyerangan terhadap Syria. Pasukan kristen ini 
mendarat di pantai Phoenecia dan menduduki Beirut. Anak Salahuddin yang 
bernama al-Adil segera rnenghalau pasukan salib. la selanjutnya 
menyerang kota perlindungan pasukan salib. Mereka kemudian mencari 
tempat perlindungan ke Tibinim, lantaran semakin kuatnya tekanan dari 
pasukan muslim, pihak salib akhirnya menempuh inisiatif damai. Sebuah 
perundingan menghasilkan kesepakatan pada tahun 1198M, bahwa peperangan 
ini harus dihentikan selama tiga tahun.
Perang Salib 5
Belum genap mencapai tiga tahun, Kaisar Innocent III menyatakan 
secara tegas berkobarnya perang salib ke lima setelah berhasil rnenyusun
 kekuatan miliier. Jenderal Richard di lnggris menolak keras untuk 
bergabung dalam pasukan salib ini, sedang mayoritas penguasa Eropa 
lainnya menyarnbut gembira seruan perang tersebut. Pada kesempatan ini 
pasukan salib yang bergerak menuju Syria tiba-tiba mereka membelokkan 
geiakannya menuju Konstantinopel. Begitu tiba di kota ini, mereka 
membantai ribuan bangsa romawi baik laki-laki maupun perempuan secara 
bengis dan kejam. pembantai ini berlangsung dalam beberapa hari. Jadi 
pasukan muslim sama sekali tidak mengalami kerugian karena tidak 
terlibat dalam peristiwa ini.
Perang Salib 6
Pada tahun 613 H/1216M, Innocent III mengobarkan propaganda perang 
salib ke enam. 250.000 pasukan salib, mayoritas Jerman, mendarat di 
Syria. Mereka terserang wabah penyakit di wilayah pantai Syria hingga 
kekuatan pasukan tinggal tersisa sebagian. Mereka kemudian bergerak 
menuju Mesir dan kemudian mengepung kota Dimyat. Dari 70.000 personil, 
pasukan salib berkurang lagi hingga tinggal 3.000 pasukan yang tahan 
dari serangkaian wabah penyakit. Bersamaan dengin ini, datang tambahan 
pasukan yang berasal dari perancis yang bergerak menuju Kairo. Narnun 
akibat serangan pasukan muslim yang terus-menerus, mereka men jadi 
terdesak dan terpaksa rnenempuh jalan damai. Antara keduanya tercapai 
kesepakatan damai dengan syarat bahwa pasukan salib harus segera 
meninggalkan kota Dimyat.
Perang Salib 7
Untuk mengatasi konflik politik internal, Sultan Kamil mengadakan 
perundingan kerja sarna dengan seorang jenderal Jerman yang bernarna 
Frederick. Frederick bersedia membantunya rnenghadapi musuh-musuhnya 
dari kalangan Bani Ayyub sendiri, sehingga Frederick nyaris menduduki 
dan sekaligus berkuasa di yerusalem. Yerusalem berada di bawah kekuasaan
 tentara salib sampai dengan tahun 1244 M., setelah itu kekuasaan salib 
direbut oleh Malik al-shalih Najamuddi al-Ayyubi atas bantuan pasukan 
Turki Khawarizmi yang berhasil meiarikan diri dari kekuasaan Jenghis 
Khan.
Perang Salib 8
Dengan direbutnya kota Yerusalern oleh Malik al- Shalih, pasukan 
salib kembali menyusun penyerangan terhadap wilayah lslam. Kali ini 
Louis IX, kaisar perancis, yang memimpin pasukan salib kedelapan. Mereka
 mendarat di Dirnyat dengan mudah tanpa perlawanan yang beranti. Karena 
pada saat itu Sultan Malikal-shalih sedang menderita sakit keras 
sehingga disiplin tentara muslim merosot. Ketika pasukan Louis IX 
bergerak menuju ke Kairo melalui jalur sungai Nil, mereka mengalami 
kesulitan lantaran arus sungai mencapai ketinggiannya, dan mereka juga 
terserang oleh wabah penyakit, sehingga kekuatan salib dengan mudah 
dapat dihancurkan oleh pasukan Turan Syah, putra Ayyub.
Setelah berakhir perang salib ke delapan ini, pasukan Salib-Kristen 
berkali-kali berusaha mernbalas kekalahannya, namun selalu mengalami 
kegagalan.
Akibat Perang Salib
Perang salib yang berlangsung lebih kurang dua abad membawa beberapa 
akibat yang sangat berarti bagi perjalanan sejarah dunia. Perang salib 
ini menjadi penghubung bagi bangsa Eropa mengenali dunia lslam secara 
lebih dekau yang berarti kontak hubungan antara barat dan timur semakin 
dekat. Kontak hubungan barat-timur ini mengawali terjadinya pertukaran 
ide antara kedua wilayah tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tata 
kehidupan masyarakat timur yang”maju menjadi daya dorong pertumbuhan 
intelektual bangsa barat, yakni Eropa. Hal ini sangat-besar andil dan 
peranannya dalam meahirkan era renaissance di Eropa.
Pasukan salib merupakan penyebar hasrat bangsa Eropa dalam bidang 
perdagangan dan perniagaan terhadap bangsa-bangsa timur. Selama ini 
bangsa barat tidak mengenal kemajuan pemikiran bangsa timur. Maka perang
 salib ini juga membawa akibat timbulnya kegiatan penyelidikan bangsa 
Eropa mengenai berbagai seni dan pengetahuan penting dan berbagai 
penemuan yang teiah dikenali ditimur. Misalnya, kompas kelautan, kincir 
angin, dan lain-lain, Mereka juga menyelidiki sistem pertanian, dan yang
 lebih penting adalah mereka rnengenali sistem industri timur yang telah
 maju. Ketika kembali ke negerinya, Eropa, mereka lantas mendirikan 
sistem pemasaran barang-barang produk timur. Masyarakat barat semakin 
menyadari betapa pentingnya produk-produk tersebut. Hal ini menjadikan 
sernakin pesatnya pertumbuhan kegiatan perdagangan antara timur dan 
barat. Kegiatan perdagangan ini semakin berkembang pesat seiring dengan 
kemajuan pelayaran di laut tengah. Namun, pihak muslim yang semula 
menguasai jalur pelayaran di laut tengah kehilangan supremasinya ketika 
bangsa-bangsa Eropa menempuh rute pelayaran laut tengah secara bebas.
Runtuhnya  DINASTI ABBASIYAH
Ketika itu, selama periode perang salib, panglima dan pasukan muslim 
telah menunjukkan sikap mereka yang sangat menawan dan bijaksana. Mereka
 penuh kesabaran dalam berjuang dan gigih dalam pertahanan, pemaaf dan 
ksatria.
Sementara itu bersamaan dengan periode ini, kekhilafahan Abbasiyah di
 Bagdad tengah dilanda konflik politik internal. Bahkan ketika 
kekuasaannya terancam oleh serangan pasukan salib, mereka sama sekali 
tidak mengambil sikap peduli. Mereka tenang saja di istana Bagdad 
bermalas-malasan dan boros. Pola kehidupan sang khalifah yang demikian 
ini berlangsung terus-menerus sampai Bagdad ditundukkan oleh Hulagu 
Khan, cucu Jenghis Khan. Hulagu dengan sangat mudah menghancurkan kota 
Bagdad dan membunuh Khalifah Abbasiyah yang terakhir, yakni 
al-Musta’sim. peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. yang menandai 
akhir masa kekuasaan dinasti Abbasiyah.
Sumber: Prof. K Ali, A study of Islamic History, versi terjemahan “Sejarah Islam (Tarikh Pramodern)”, PT RajaGrafindo Persada, 1996, Jakarta.
sumber : http://orgawam.wordpress.com/ 


1 komentar:
yg bener Godfrey, bukan Goldfrey atau Coldfrey
Perang Salib menurut sejarawan muslim cuman 3 edisi (Perang Salib III by Sir James Rameston)
kapan2 tak baca lagi
salam..
Posting Komentar