Label

Selasa, 01 Mei 2012

Metode Mubasyarah dalam pembelajaran Bahasa Arab

Definisi Metode Mubasyarah
Metode mubasyarah / metode langsung adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran bahasa asing yang mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikitpun dalam mengaja. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat mengartikannya dengan menggunakan alat peraga,mendemonstrasikan, menggambarkan, sinonim, antonym dan lain-lain. Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu alam yang pasti. Jika mengajar ilmu alam yang pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir dan mengimgat maka dalam pengajaran bahasa siswa/ peserta didik dilatih untuk praktek langsung mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipan kata-kata atau kalimat-kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun sedikit demi sediki tkata-kata dan kalimat itu akan dapat di ucapkan dan dapat pula mengartikannya. Ciri-ciri penerapan metode Mubasyarah: d) Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat. e) Peserta didik memiliki kesempatan yang banyak untuk mempraktekkan bahasa f) Peserta didik dapat mempraktekkan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi (Mansoer Pateda,1991:130) g) Peserta didik termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata, kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunnya. h) Guru mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan diketahui oleh peserta didik dalam bahasa sehari-hari, misalnya (pena, pensil,buku) maka peserta didik dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya i) Peserta didik memperoleh pengalaman langsung dan praktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami j) Alat ucap (lidah) peserta didik lebih menjadi terlatih dan jika menerima ucapan –ucapan yang sering di dengar maka ia akan mudah untu mengucapkannya (Tayar Yusuf,1997:154) k) Sebagian besar waktu digunakan untuk latihan bahasa, seperti imla’, insya’, dan mmuthola’ah ( Abdul hamid,dkk.2008:24) Metode ini sebenarnya tepat sekali digunakan pada tingkat perrmulaan maupun atas, karena peserta didik merasa telah memiliki bahan untuk bercakap / berbicara dan tentu saja agar peserta didik betul-betul merasa tertantang untuk bercakap / muhaddatsah yaumiyah dengan menggunakan Bahasa Arab. Maka sanksi-sanksi dapat diterapkan bagi meraka yang menggunakan bahasa ibu dalam percakapan sehari-hari (Tayar Yusuf, 1991:155)

Tidak ada komentar:

Paling Sering Dibaca