Istilah hidroponik berasal dari istilah Yunani yaitu hidro yang 
berarti air dan ponos berarti kerja. Hidroponik adalah istilah yang 
digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi 
menggunakan air atau bahan porous lainnya dengan pemberian unsur hara 
terkendali yang berisi unsur-unsur esensial yang dibutuhkan tanaman. 
Dilontarkan pertama kali oleh W.A. Setchell dari University of 
California, sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke dari university 
yang sama, dalam pengembangan teknik bercocok tanam dengan air sebagai 
medium tanam.
  
  
  
Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1        Kultur Air. Teknik ini telah lama dikenal, 
yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam metode ini 
tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di bagian dasar terdapat 
larutan yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar 
tanaman akan menyentuh larutan yang mengandung nutrisi tersebut.
2        Kultur Agregat. Media tanam berupa kerikil,
 pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lain-lain yang harus disterilkan 
terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi 
media tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau 
drum, lalu dialirkan ke tanaman melalui selang plastik.
3        Nutrient Film Technique. Pada cara ini 
tanaman dipelihara dalam selokan panjang yang sempit, terbuat dari 
lempengan logam tipis tahan karat. Di dalam saluran tersebut dialiri air
 yang mengandung larutan hara. Maka di sekitar akar akan terbentuk film 
(lapisan tipis) sebagai makanan tanaman tersebut.
Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik:
1. Unsur Hara.
Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada 
hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan 
sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan.Hara tersedia bagi 
tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada 
kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara 
makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan 
relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S.
 Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang 
meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl.
Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat 
pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones, 1991).Larutan hara dibuat 
dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis
 pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas 
harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
2. Media Tanam Hidroponik.
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap 
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara
 tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yang 
digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak 
mengandung zat yang beracun bagi tanaman. Bahan-bahan yang biasa 
digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir, 
kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan 
yang digunakan sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan 
media.
Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media akan berlainan antara media
 yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan 
sebagai media. Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna 
hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah 
banyak digunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem 
hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan
 C sebanyak 31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan 
Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain 
adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena 
banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam 
dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0),
 serta dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan 
gulma.
3. Oksigen.
Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya 
oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding 
sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. 
Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah 
yang tergenang. Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi 
perkembangan rambut akar.
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: 
memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), 
penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti 
akar yang terekspose dalam larutan hara dan memberikan lubang ventilasi 
pada tempat penanaman untuk kultur agregat.
4. Air.
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik
 mempunyai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau 
mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung 
logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman.
Keuntungan dan Kendala Hidroponik
Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik adalah produksi tanaman
 persatuan luas lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian 
pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja yng 
diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, kontrol air, 
hara dan pH lebih teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat 
dikurangi serta dapat menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit
 ditanami seperti di lingkungan tanah yang miskin hara dan berbatu atau 
di garasi (dalam ruangan lain) dengan tambahan lampu. Sedangkan 
kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik 
agak sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu 
bahan kimia serta investasi awal yang mahal.
Teknik Budidaya
A. Media.
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 
-6.5. Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban.
 Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap 
pertumbuhan tanaman :
1. Media untuk persemaian atau pembibitan.
 Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam 
atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan 
harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat 
nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang 
sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.
2. Media untuk tanaman dewasa. 
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir 
agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah
 arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih
 terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu 
seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media 
arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, 
penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat 
dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.
B. Benih.
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman 
teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan 
benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih. 
Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak 
mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai
 nilai jual di atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, 
Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-lain.
C. Peralatan Budidaya Hidroponik.
- Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu (Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman).
 - Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban.
 - Ayakan pasir untuk mengayak media semai.
 - Handsprayer untuk penyiraman.
 - Centong pengaduk media, pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai.
 - Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant, benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman, dan ember penyiram.
 
D. Pelaksanaan.
1. Persiapan media semai. Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.
2. Persemaian tanaman.
a. Persemaian benih besar. Untuk 
benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya 
dilakukan perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung
 ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan
 air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah 
permukaan media. Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang 
lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 
hari setelah semai).
b. Persemaian benih kecil. Untuk 
benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara 
persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai 
dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang 
dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan diaduk merata. 
Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan 
media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai 
tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan 
kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di 
tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip
 pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. 
Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang. Setelah bibit 
mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
3. Perlakuan semai. Bibit kecil 
yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air 
biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan 
penyakit busuk.
4. Pembibitan. Setalah bibit 
berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu 
dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh
 dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai 
(umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar
 tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada 
pot/polybag pembibitan.
5. Transplanting/pindah tanam. 
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, 
yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian 
dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house agar sterilitas
 media tetap terjaga. Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang 
tanam, maka transplanting siap dilakukan. Transplanting dilakukan dengan
 membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan 
permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk 
dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara 
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag 
secara horisontal.
6. Penyiraman. Penyiraman dilakukan
 secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan 
tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga 
penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman 
adalah sebagai berikut:
a. Penyiraman manual. Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut :
1) Pada masa persemaian. Cara 
penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali
 sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar 
digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.
2) Pada masa pembibitan. Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara.
3) Pada masa pertumbuhan dan produksi. Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.
b. Penyiraman otomatis. Penyiraman 
dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation 
System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga 
berasal dari pompa.
7. Perawatan Tanaman. Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
a. Pemangkasan. Pemangkasan 
dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau 
cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk 
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento 
hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.
b. Pengikatan. Tanaman yang telah 
berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat 
berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang 
tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang 
rami).
c. Penjarangan bunga (pada sayuran buah).
 Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. 
Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak 
menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
d. Pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.
8. Panen dan Pasca panen.
a. Pemanenan. Dalam pemanenan perlu
 diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu 
yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting 
panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan 
tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya. Kriteria panen 
masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung 
dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah 
termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan 
pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.
b. Penanganan pasca panen. 
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh 
perlakuan pasca panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari 
menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari 
penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen 
sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil 
produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan
 pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun 
selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan
 pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai 
tambah pada produk yang dijual.
sumber : http://idcapricornus.wordpress.com/






Tidak ada komentar:
Posting Komentar